![](https://i0.wp.com/wartabalionline.com/wp-content/uploads/2025/02/Pj-Bupati-tinjau-longsor-di-tukad-melangit.jpg?fit=698%2C465&ssl=1)
KLUNGKUNG – Tebing menjulang tinggi mencapai 15 meter terbentang sekitar 100 meter di dekat Tukad Melangit, perbatasan Klungkung-Gianyar rawan longsor.Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika menyatakan sudah mengusulkan penyenderan tebing ke pihak Balai Jalan Nasional.
Disela-sela pemantauan lapangan, Selasa (11/2/2025),Jendrika mengatakan , pasca kejadian longsor yang terjadi sebelumnya, telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional supaya dilakukan pembuatan senderan di sepanjang tebing di tukad melangit.
“Warga yang tinggal di atas tebing telah merelakan lahannya untuk bisa dibangun senderan, dan kami berharap Balai Jalan Nasional bisa segera menindaklanjuti permohonan kami supaya dibangun senderan pada tebing sehingga warga yang tinggal di atas dan para pengguna jalan akan merasa aman,” tandas Pj. Bupati Nyoman Jendrika.
Ia melihat tebing yang ada di daerah perbatasan posisinya cukup curam sangat rentan terhadap longsor, terlebih situasi seperti saat ini dimana hujan lebat kerap terjadi disertai angin kencang. Menurutnya, penyenderan atau penopang tebing dengan cara membuat struktur penyangga seperti dinding penahan untuk memperkuat struktur tanah dapat mengurangi potensi terjadinya longsor.
Tanah pada tebing yang curam sering kali tidak cukup stabil, saat hujan deras menyebabkan rawan longsor. Upaya penyelamatan (penyenderan) diharapkan dapat mengurangi resiko dampak longsor.
Jendrika yang sebentar lagi akan mengakhiri masa tugas selaku penjabat bupati melihat, penyenderan tebing dapat membantu proses pengikisan tanah oleh air hujan. Penyenderan juga mencegah potensi kerusakan pada infrastruktur publik seperti jalan saat terjadi longsor.
“Penyenderan sangat penting untuk menjaga keselamatan penghuni atau pengguna jalan dari ancaman longsor yang bisa menyebabkan kecelakaan,” demikian Jendrika. (yaan)