![](https://i0.wp.com/wartabalionline.com/wp-content/uploads/2025/02/rafting-telaga-waja.jpeg?fit=1600%2C1067&ssl=1)
KARANGASEM – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Karangasem sejak beberapa hari terakhir berdampak ke beberapa sektor. Satu diantaranya sektor pariwisata, khususnya wisata bahari (air). Beberapa wisata bahari terpaksa menerapkan sistem buka tutup. Saat cuaca tidak bersahabat, wisata air ditutup untuk sementara.
Sampai kondisi kembali normal. Begitu juga sebaliknya, saat cuaca membaik otomatis kunjungan akan dibuka.
Wisata rafting di Sungai Telaga Waja, Kecamatan Rendang, misalnya. Usaha arung jeram itu juga menerapkan buka tutup karena cuaca sekitar tak bersahabat. Aliran sungai sekitar cukup deras, sehingga belum cocok melaksanakan aktivitas rafting.
Pengusaha Rafting, Made Agus Kertiana mengungkapkan, sistem buka tutup diterapkan sejak Minggu (9/2). “Paginya sempat buka, tapi siang hari kami tutup karena hujan deras disertai angin kencang,” ucap mantan Wakil Ketua DPRD Karangasem itu, Selasa (11/2/2025).
Dia menjelaskan, aktivitas rafting tutup karena hujan tidak kunjung reda. Wisatawan timur tengah yang sudah booking terpaksa dicancel. “Tadi ada 20 wisatawan mancanegara terpaksa dicancel. Hujan tidak kunjung reda dan angin cukup kencang. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan,” imbuhnya.
Informasi di lapangan, snorkeling dan diving di Pantai Tulamben, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Pantai Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, serta Pantai Amd, Kecamatan Abang, sementara dibuka tutup.
Pemicunya karena angin kencang, sehingga menyebabkan gelombang naik. Tak baik untuk snorkeling dan diving. Para pengusaha rafting, diving, snorkeling berharap cuaca segera membaik, sehingga wisatawan bisa melihat keindahan bawah laut dan menyisiri beningnya aliran Sungai Telaga Waja. “Semoga alam kembali bersahabat dan cuaca kembali membaik, sehingga aktivitas usaha kami bisa berjalan normal kembali,” pungkas Kertiana. (wat,dha)