GIANYAR – Rangkaian Perayaan Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan oleh pemkab Gianyar pada Selasa (4/2/2025) diisi beberapa lomba atau wimbekara yakni, masatua, nguwacen lontar dan mapidarte atau sambrama wacana.
Sayangnya, wimbakara tersebut minim penonton. Bahkan, pejabat setingkat camat pun tak terlihat.
Padahal yang menjadi peserta adalah mereka yang mewakili masing-masing kecamatan. Kondisi ini disayangkan oleh sejumlah pendamping para peserta.
“Acara ini kan untuk memuliakan bahasa dan aksara kita, lomba seperti ini kalau bisa perwakilan pejabat bisa memberi dukungan moril dengan hadir langsung untuk menyaksikan lomba ini,” ujar salah seorang bendesa adat di kecamatan Gianyar yang mendampingi warganya sebagai kontingen.
Jika pejabat hadir para peserta lomba pun akan merasakan perasaan yang berbeda. Bukan hanya sebagai lomba formalitas belaka.
“Masak setingkat camat pun tidak ada yang hadir, padahal kontingen saya ditunjuk oleh kecamatan,” ujarnya.
“Harapanya ke depan pejabat ikut berpartisipasi dengan cara hadir menyaksikan perhelatan,”Itu sebagai dukungan moril untuk memuliakan bahasa kita,” imbuhnya.
Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 kali ini, pemerintah Kabupaten Gianyar kembali menggelar berbagai lomba yang dipusatkan di Balai Budaya Gianyar, pembukaannya dilakukan Senin (3/1). Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali.
Selain itu, kegiatan ini merupakan momen untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda, dalam melestarikan nilai-nilai budaya Bali melalui bahasa, aksara, dan sastra Bali.
Mengangkat tema “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta” bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya. Tema ini mencerminkan komitmen pelestarian budaya Bali melalui berbagai kegiatan edukatif dan kompetisi.
Bulan Bahasa Bali VII yang diadakan selama tiga hari mulai tanggal 3 hingga 5 februari dimeriahkan dengan berbagai pagelaran meliputi lomba Nyurat Aksara Bali tingkat SD, lomba Nyurat Lontar tingkat SMP, lomba Debat Mebasa Bali tingkat SMA/SMK, lomba Ngwacen Lontar tingkat SMA/SMK, lomba Masatua Bali untuk Krama Istri Pakis dan lomba Sambrama Wacana untuk Prajuru Adat serta berbagai workshop. Selain itu kegiatan ini dirangkaikan dengan Pengukuhan Widyasabha Kabupaten Gianyar Masa Bhakti 2025-2030.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Cokorda Bagus Lesmana Trisnu mengatakan, Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan mulai tanggal 3 hingga 5 februari dengan menggelar berbagai lomba-lomba dan workshop sebagai ajang untuk melestarikan aksara, bahasa, dan sastra Bali. Pelaksanaannya tidak terlepas dari tema yang dilaksanakan di Tingkat Provinsi Bali “Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta”.
Dalam sambutanya Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, I Ketut Mudana mengatakan Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan setiap bulan februari merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Gianyar. ”Mari lestarikan budaya Bali, karena bahasa, aksara dan sastra Bali merupakan awal budaya Bali,” ujar Mudana.
Melalui acara ini, Mudana berharap kepada masyarakat Bali agar senantiasa melestarikan dan senantiasa selalu menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali yang sudah dikenal hingga mancanegara pada setiap acara dan kegiatan yang dilakukan. “Jangan malu mebase Bali meskipun pintar berbahasa Inggris, Jepang, Prancis. Jadi masyarakat Bali jangan lupa berbahasa Bali, patut lestariang bahasa, aksara dan sastra Bali” tandasnya. (jay)