BANYUWANGI – New comer atau pendatang baru pada Kejuaraan Biliar di luar Bali, Komang Andi dari Buleleng akhirnya mengharumkan nama Bali dengan meraih juara II pada Kejuaraan Biliar di BJ Pool & café di Banyuwangi yang berakhir Minggu (2/2/2025) tengah malam.
Uniknya, Komang Andi juara II justeru di saat dirinya pertama kali mengikuti kejuaraan di luar Bali itu dengan biaya mandiri.
Mang Andi sapaannya, kalah di final dari Fuad pebiliar Banyuwangi dengan skor 5-3. Meski demikian performa Mang Andi mengjeutkan karena sebagai new comer di kejuaraan yang digelar di luar Bali itu langsung membuat pebiliar baik dari Malang, Jember dan luar Banyuwangi lainnya respek.
“Ya benar, ini merupakan kejuaraan pertama kali yang saya ikuti diluar Bali. Saya bersyukur masih bisa meraih juara II. Banyak hikmah yang saya ambil dari kejuaraan pertama saya diluar Bali ini,” kata Mang Andi usai menerima piala.
Dirinya mengaku memang masih ada kesalahan-kesalahan kecil yang diperbuatnya yang menguntungkan lawannya di final. Namun semua itu akan dijadikan evaluasi dan koreksi untuk pembenahan berikutnya.
“Saya selama ini pernah juara hanya di kejuaran lokal di Bali dan masih level pemula atau handicap 3 saja. Prestasi juara II ini akan dijadikan motivasi bagi dirinya untuk berprestasi di even-even yang levelnya lebih tinggi,” tegas Mang Andi.
Sementara untuk pebiliar Bali lainnya yang ambil bagian pada kejuaraan tersebut seperti Putu Widiarta atau botak boy dan tim biliar putra Klungkung mengeluhkan sistim handicap yang tidak jelas dasarnya.
“Harusnya kalau kejuaraan yang benar, untuk handicap harusnya ada rekomendasi dari Pengprov atau Pengkab atau Pengkot POBSI asal pebiliar tersebut. Tapi di kejuaraan ini tidak ada. Lantas pertanyaannya, panitia kejuaraan menentukan handicap ini berdasarkan apa, ini yang tidak jelas,” kata Yosafat Hariyanto, pelatih tim biliar Klungkung usai kejuaraan.
Selain itu lanjut pria yang juga Binpres Pengprov POBSI Bali itu, kejuaraan di BJ tersebut menggunakan rekomendasi POBSI Banyuwangi, namun tidak ada pengurus POBSI Banyuwangi yang terlibat di panitia sehingga kalau ada keluhan atau protes soal penentuan handicap, membuat pebiliar enggan untuk mengeluh.
“Anehnya lagi, pada kejuaraan itu pihak panitia juga ada yang ikut bertanding. Harusnya tidak boleh karena ini akan menyangkut kepentingan. Kembali soal handicap banyak kejanggalan intinya. Namun meski demikian kami dari KLungkung dan pebiliar Bali lainnya terhenti di babak 8 besar kecuali Mang Adi yang akhirnya juara II,” demikian Yosafat Hariyanto. (ari/jon)