BADUNG – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia (RI) melaksanakan rapat koordinasi (rakor) membahas strategi optimasi layanan kebandarudaraan di Bali dan juga bandara lain di Indonesia, di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kamis (23/1/2025). Untuk di Bali sendiri, salah satu hal yang dikejar yakni berkenaan dengan peningkatan kapasitas menjadi 32 juta per tahun.
Untuk diketahui, ada berbagai pihak dihadirkan dalam rakor tersebut. Mulai dari kementerian/lembaga, injourney, jajaran Forkopimda, BUMN, hingga pihak-pihak terkait lainnya. “Kita ingin menjadi bagian penting untuk berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata dan juga tentunya yang didukung oleh konektivitas dan transportasi yang unggul,” ungkap Menko Infra, Agus Harimurti Yudhoyono di akhir rakor.
Bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri, menurut dia, termasuk bandara yang sibuk. Dimana 60 persen penumpangnya, merupakan penumpang penerbangan internasional yang notabene adalah wisatawan mancanegara. “Jadi potensinya luar biasa. Dan kita tahu Bali selama ini telah menjadi tulang punggung pariwisata nasional termasuk ekonomi kreatif yang berkembang di sini. Sehingga tugas kami dan kita semua, ingin meyakinkan kapasitas bandara itu bisa semakin baik,” sebutnya.
Menurut catatan terakhir, capaian penumpang terlayani di Bandara I Gusti Ngurah Rai berada pada angka 23 – 25 juta per tahun. Ke depannya, angka tersebut diharapkan mampu meningkat hingga 32 juta per tahun.
“Kita berharap, dengan mengoptimalkan apa yang sudah ada, dan meningkatkan kapasitas bandara tanpa harus membangun terlalu banyak terminal misalnya, kemudian juga dengan memperkuat sistem manajemennya, pada akhirnya bisa meningkatkan kapasitas hingga 32 juta penumpang per tahun. Ini yang kita kejar seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan dalam maupun luar negeri,” sambungnya.
Sementara ini, angka pertumbuhan di Bandara I Gusti Ngurah Rai menurut dia sudah terbilang baik. Buktinya, dibanding capaian tahun sebelumnya, penumpang penerbangan internasional sudah mengalami peningkatan sebanyak 22 persen. Berkenaan dengan itu pula, Bandara I Gusti Ngurah Rai diharapkan dapat sekaligus menjadi Hub bagi berbagai destinasi pariwisata super prioritas.
“Yang juga kita dengar tadi, Kementerian Pariwisata terus mengembangkan destinasi-destinasi pariwisata super prioritas yang kita hubungkan dengan Bali. Jadi ini semua harapannya bisa meningkatkan ekonomi. Bukan hanya ekonomi Bali, tetapi juga kontribusi terhadap PDB secara nasional,” imbuhnya.
Di samping peningkatan kapasitas, lanjut Menteri yang akrab disapa AHY itu, persoalan kemacetan begitu keluar dari kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai juga menjadi bahasan dalam rakor tersebut. Ditegaskan dia, hal tersebut merupakan persoalan yang wajib untuk segera tersolusikan.
“Tadi dibahas, selain mengurai kemacetan dengan melakukan slot management yang lebih baik lagi, waktunya juga bisa tepat semuanya diatur dengan baik selama 24 jam, kita juga memikirkan bagaimana mengoptimalkan upaya penggunaan moda lain,” tegasnya.
Moda transportasi darat, tentu menjadi salah satunya. Namun itu ditegaskan tetap harus berfokus pada moda transportasi publik. Di samping itu, AHY juga mewacanakan soal water taxi sebagaimana yang sudah dimiliki oleh beberapa negara lain.
“Water taxi ini bisa menghubungkan antara Ngurah Rai dengan beberapa tujuan wisata. Termasuk ke arah Canggu dan lain-lain. Jadi inilah yang menjadi pembahasan kami. Mudah-mudahan semangat ini bisa kami kawal terus dan pada akhirnya ada yang lebih konkrit. Artinya, termasuk tadi mengintegrasikan sistem komando dan pengendalian bandara yang melibatkan berbagai stakeholders,” pungkas AHY yang seusai rakor juga sempat meresmikan keberadaan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Bandara I Gusti Ngurah Rai. (adi)