MANGUPURA – DPRD Badung dari tiga Komisi, yaitu Komisi I, Komisi II dan Komisi III melakukan kunjungan lapangan atas laporan warga di Desa Canggu. Dari sejumlah laporan yang diterima oleh masyarakat Canggu ada bangunan yang menutup saluran irigasi warga di Desa tersebut dan untuk mengetahui kondisi di lapangan, Komisi I hingga III DPRD Badung, Selasa (14/1/2025) turun melakukan pengecekan lokasi.
Dalam pemantauan kemarin ternyata pihak investor tidak saja melakukan penutupan saluran irigasi sawah warga di wilayah Subak Uma Desa Canggu, namun juga proses perizinan pembangunan villa tersebut juga belum lengkap.
Ketua Komisi I, Bima Nata di sela-sela kunjungannya mengatakan, dari pengecekan ke lapangan yang dilakukan ditemukan sejumlah pelanggaran dan memang ada saluran irigasi sawah yang ditutup dan ada bangunan juga yang belum melengkapi perizinannya.
“Yang paling penting disini investor ternyata belum ada koordinasi dari pihak Desa dan adat di Desa Canggu. Kami akan terus memantau hal ini sehingga tidak ada lagi pelanggan yang merugikan masyarakat,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi I, I Gusti Lanang Umbara menambahkan, dari apa yang sudah dilihat di lapangan dan sejumlah pelanggaran yang ada, untuk sementara pihaknya merekomendasi agar pihak proyek menghentikan aktivitasnya.
“Kami minta semua aktivitas proyek pembangunan disini dihentikan dulu, sebelum semua proses perizinan selesai dan ada koordinasi dengan pihak desa. Kami minta Satpol PP memasang Pol PP line. Kami juga ingin menyatakan bahwa kunjungan ini sebenarnya sudah dirancang jauh hari, bukan baru-baru ini. Karena kita melakukan kegiatan dewan sudah ada jadwalnya. Bukan karena ada masalah rame kita baru turun hal itu tidak benar,” ungkapnya.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Badung, Made Sada mengatakan, pihaknya juga mengimbau agar para investor memperhatikan kearifan lokal, salah satunya saluran irigasi yang dibangun oleh para petani.
“Jika ini ditutup kan jelas mengganggu aktivitas para petani dalam pengairan sawah mereka. Dan tadi kami sudah lihat sudah ada pembersihan, tapi kan itu belum maksimal. Kita juga meminta para aparatur desa juga ikut mengawasi dan kita minta pembangunan villa atau hotel ini nantinya mundur satu meter dari saluran irigasi subak,” paparnya. (litt)