BULELENG – Lantaran gedung kantor dalam proses rehabilitasi (kondisi terbongkar,red), Perpustakaan Desa Penyabangan Kecamatan Gerokgak akhirnya ‘gagal’ atau tidak terakreditasi.
Meski menyayangkan kondisi tersebut, tim akreditasi dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia mengaku bangga dan mengapresiasi geliat 4 perpustakaan desa lainnya, 5 perpustakaan SMP dan 13 perpustakaan SD di Kabupaten Buleleng dalam mengikuti proses standarisasi perpustakaan tahun 2024.
“Kami juga sangat menyayangkan, Perpustakaan Desa Penyabangan Kecamatan Gerokgak belum bisa terakreditasi karena gedung kantor desanya masih dalam rehab,” ungkap Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng Made Era Oktarini usai menerima hasil akreditasi dari Tim Akreditasi Perpusnas Republik Indonesia, Jumat (13/12/2024).
Berdasarkan akreditasi perpustakaan desa dan sekolah yang dilakukan tanggal 10 – 13 Desember 2024, kata Era, sebanyak 22 dari 23 perpustakaan desa dan sekolah (SD dan SMP) di Kabupaten Buleleng dinyatakan terakreditasi A, B dan C.
“Terakreditasi, artinya perpustakaan desa maupun sekolah, SD dan SMP yang dinilai oleh Tim Perpusnas telah memenuhi kreteria standar nasional sebagai perpustakaan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Pada pendampingan yang dilakukan, Tim DAPD Buleleng senantiasa menekankan akreditasi sebagai proses yang tidak hanya sebagai evaluasi terhadap pengelolaan dan layanan perpustakaan, tetapi juga pembelajaran sekaligus motivasi untuk meningkatkan standar layanan perpustakaan menjadi lebih baik.
“Sebagai pusat informasi dan pembelajaran sepanjang hayat, dengan peran strategis dalam mendukung kemajuan pendidikan, literasi dan budaya baca masyarakat,” terangnya.
Mantan Kabag Keuangan DPRD Buleleng ini memaparkan dari akreditasi yang dilakukan tahun 2024, sebanyak 4 dari 5 perpustakaan SMP dinyatakam terakreditasi A dan 1 perpustakaan terakreditasi B.
“Untuk perpustakaan SD, 5 dari 13 perpustakaan terakreditasi A, sedangkan 8 perpustakaan lainnya terakreditasi B. Sementara dari 5 perpustakaan desa yang diakreditasi, sebanyak 3 perpustakaan terakreditasi B, 1 perpustakaan terakreditasi C dan 1 perpustakaan yakni Perpustakaan Desa Penyabangan tidak terakreditasi karena rehab gedung
kantor,” jelasnya.
Satu perpustakaan yang sudah mengadaptasi teknologi digital yakni perpustakaan SMPN 1 Tejakula, mendapat apresiasi dan didorong pengembangannya dengan tetap mengakomodir literasi lokal.
“Hingga saat ini, 68.57 % atau sebanyak 371 dari 541 perspustakaan SD dan SMP di Buleleng sudah terakreditasi, sementara perpustakaan desa/ kelurahan baru 6,75 % atau sebanyak 10 dari 148 desa/kelurahan yang terakreditasi,” pungkasnya. (kar/jon)