BADUNG – Wilayah pesisir di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan diselimuti kabut pada Selasa (26/11/2024) pagi. Pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebut bahwa itu merupakan kabut adveksi.
Seorang Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah mengungkapkan, fenomena tersebut merupakan hal yang normal di wilayah pesisir pantai tropis. Kata dia, kabut adveksi terjadi akibat transfer kelembaban dari wilayah perairan ke daratan.
“Ketika sinar matahari pagi memanaskan daratan lebih cepat dibandingkan permukaan laut, tekanan udara di daratan menjadi lebih rendah. Hal ini mendorong uap air dari laut bergerak ke permukaan daratan yang lebih dingin, mengembun, dan membentuk kabut,” jelasnya sembari mengungkapkan bahwa kabut adveksi tidak memiliki bau.
Berdasarkan catatan, fenomena serupa katanya pernah terjadi pada tahun lalu. Yang mana dalam istilah meteorologinya, kondisi ini dikenal sebagai haze yaitu udara kabur yang dapat menyebabkan penurunan jarak pandang. “Sejauh ini, fenomena ini belum berdampak signifikan pada aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai,” tambahnya.
Tidak ada imbauan khusus yang dirilis BBMKG berkenaan dengan fenomena bersangkutan. “Tidak ada imbauan khusus terkait udara kabur ini, masyarakat lebih dihimbau agar berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrim yang dapat terjadi dalam periode peralihan musim hingga masuk musim hujan nanti, seperti hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang berdurasi singkat,” tutupnya. (adi)