GIANYAR – Debat pamungkas paslon Bupati-Wakil Bupati Gianyar pada Kamis (21/11) malam diwarnai ketegangan. Bahkan, antar pendukung paslon juga ikut tersulut emosi.
Ketegangan terjadi sejak sesi pertama debat. Kedua paslon saling serang melalui visi-misi. Paslon nomor urut dua, Anak Agung Ngurah Kakarsana-I Wayan Tagel Arjana yang mendapatakan kesempatan awal langsung nukik terhadap permasalahan yang terjadi Gianyar dan mengkritik kebijakan paslon satu I Made Agus Mahayastra – Anak Agung Gde Mayun.
Tak hanya paslon, pendukung kedua kubu juga saling jual beli teriakan yel-yel, hingga melontarkan sindiran. Saat MC memanggil paslon satu, sejumlah pendukung paslon nomor dua kompak mengenakan rompi kuning.
Puncaknya ketika sesi keempat, sejumlah pendukung kedua kubu saling meneriaki, bahkan sampai memegang leher baju dan nyaris terjadi baku hantam. Panitia dan petugas kepolisian pun dengan sigap melerai.
Kapolres Gianyar AKBP Umar mengatakan, gesekan tersebut terjadi karena tersulut emosi sesaat. Mereka saling teriak yel-yel dan bahkan sempat diperingati oleh moderator untuk tenang.
“Hanya teriakan tidak ada tindakan. Sudah kita pertemukan tadi di belakang mereka menyadari itu emosi sesaat dan kesalah pahaman,” ungkapnya.
Kapolres menyebut 150 personel gabungan dikerahkan untuk pengamanan. Rinciannya, 135dari Polres Gianyar dan 15 pasukan Brimob.
Usai debat, paslon nomor urut satu Agus Mahayastra-Anak Agung Mayun menanggapi kritikan dari paslon nomor dua terkait ketimpangan pembangunan. Menurutnya, isu itu sudah terjadi 30 tahun lalu.
“kita selesaikan dari pemerintah dengan regulasinya. Sekarang tidak ada regulasi yang menghalangi lagi untuk wilayah menjadi berkembang. kemudian ifrastruktur yang telah kita fasilitasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, yang membuat kelihatan timpang adalah peran swasta yang memang condong menamkan modalnya di daerah Ubud, Tegallalang, Tampaksiring, dan Payangan. Sementara ditimur hanya beberapaa namun sudah mulai ada geliat.
“Tentu tidak hanya sektor pariwsata, tapi ada juga geliat sektor lain. Kita lihat gini rasio di Gianyar hanya 0,3 artinya yang menikmati pembangun Gianyar sudah merata,” tandasnya.
Semantara paslon Anak Agung Ngurah Kakarsana – I Wayan Tagel Arjana mengatakan, debat kali ini merupakan penajaman niat mengabdi dengan segala kemampuan, meningkatan pengelolaan keuangan negara, menangani permasalah ketimpangan dan infrastruktur.
“Tetapi, waktu dua jam tidak bisa mewakili bayangan pengabdian kami lima tahun ke depan. Kami harapkan kalau kami dipercaya seluruh masyarakat dan komponen masyarakat menggunakan semua potensi untuk mewujudkan Gianyar lebih maju kedepannya,” jelasnya.
Kakarsana juga menyampaikan komitmenya terhadap program yang sudah berjalan baik akan dilanjutkan.
“Namun, yang belum baik itu yang kita carikan solusinya dengan menyerap permasalahan dan aspirasi setiap komponen. Sehingga solusi dapat kita carikan, dan permasalahan itu tidak menjadi kendala untuk menuju Indonesia emas,” tandasnya. (jay)