GIANYAR – Karya Agung Penyegjeg Bhumi, Pududusan Agung, Mepeselang, Tawur Agung Pedanaan, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini di Pura Desa, Bale Agung, Pura Jati Desa Adat Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, berlangsung sejak 4 November 2024.
Pada Sabtu (16/11/2024) malam berlangsung pengayaran dirangkai tapakan Ida Ratu Gede berupa barong dan Ida Ratu Ayu beruwujud rangda, dan Ida Ratu Gede Manik, atau lebih familiar Ida Ratu Gede Amerika napak pertiwi.
Ribuan masyarakat pun memadati Jalan Raya Ubud, dari Campuhan-jalan Kajeng hingga Dalem Puri. Mereka menyaksikan pertunjukan sakral yang dikemas dalan drama tari calonarang.
Tak hanya warga lokal, wisatawan juga ikut larut hingga dini hari menyaksikan tari calonarang.
Suasana menegangkan tatkala sorak surai masyarakat bergemuruh ketika pemeran watangan (mayat) laki laki dan perempuan datang diiringi baleganjur.
Saat susuhunan Ida Ratu Amerika berupa tepakan berwujud Celuluk, napak pertiwi mengeliling Desa Adat Ubud, ribuan warga berhamburan dan rela berdesak-desakan mengiringi hingga ke sudut-sudut desa.
Pertujunkan sakral tersebut ditutup dengan napak pertiwinya Ida Ratu Ayu, berupa rangda, menari pada malam itu. Nampak tokoh masyarakat dari kalangan Puri Agung Ubud ikut serta menyaksikan pememtasan itu.
Tokoh Puri Ubud, Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De mengatakan, upacara ini hanya dilakukan kurang lebih 30 tahun sekali. Jadi ini sangat unik semua masyarakat Ubud menyambut upacara dengan suka cita. Terkait pertunjukan tidak menyangka antusias masyarakat sangat tinggi.
“Ini menunjukan masyarakat Ubud, Gianyar dan Bali masih sangat kental menjunjung tradisinya,” jelas guru besar Unud ini.
Sementara usai pementasan, warung-warung dan minimarket yang buka 24 jam pun diserbu masyarakat. Mereka membeli air untuk meredakan dahaganya setelah menyaksilan keseruan pementasan yang menegangkan. (jay)