BADUNG – Setahun sejak dihibahkan kepada Desa Adat Kuta, angka kunjungan ke Pasar Seni telah menunjukkan geliat. Namun sayang, kabar gembira ini tidak dirasakan secara merata oleh para pedagang. Utamanya mereka yang menempati kios di Lantai III gedung tersebut.
Manajer Pasar Seni Kuta, Ni Wayan Sri Ika Yadnyasari menuturkan, kini dari 60 kios yang tersedia di Lantai III, hanya beberapa yang masih beroperasi. Lainnya sudah tidak kuat untuk bertahan, dan memilih mengembalikan kunci kepada pengelola.
Nilai kontrak di Lantai III, kata dia, notabene sudah lebih rendah ketimbang Lantai I, yakni hanya Rp 5 juta/tahun. Namun saking sepinya kunjungan di lantai tersebut, membuat para pedagang tetap merasa kesulitan dalam membayar sewa.
Akses menuju Lantai III yang hanya berupa tangga, diakui sebagai salah satu kendala yang dihadapi. Hal itu membuat para wisatawan, terutama yang berusia lanjut, ogah untuk berkunjung ke lantai paling atas. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak pengelola memiliki rencana untuk merelokasi sisa pedagang di Lantai III menuju ke Lantai II. Karena meskipun nilai sewanya sedikit lebih tinggi, yakni Rp 7,5 juta/tahun, kunjungan di Lantai II terbilang cukup menjanjikan. “Jadi rencana kami akan turunkan pedagang-pedagang yang masih produktif di Lantai III untuk bergabung di Lantai II. Itu terealisasi jika sudah diizinkan oleh Jero Bendesa,” ungkapnya. (adi)