GIANYAR – Anggota DPR RI, I Nyoman Parta menyoroti sekaligus menyesalkan adanya kejadian kembang api dinyalakan oleh pihak Finss Beach Club saat Umat Hindu sedang melaksanakan upacara dipuput sulinggih di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung.
BACA JUGA : Viral ! Finss Beach Club Nyalakan Kembali Api saat Warga Gelar Upacara
Politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini meminta pejabat daerah tidak diam. Parta meminta adanya tindakan tegas dari Pemprov Bali, DPRD Bali, Pemerintah Kabupaten Badung dan DPRD Badung kepada pihak Finss Beach Club yang menghidupkan kembang api di dekat umat yang sedang menggelar upacara keagamaan.
“Pj Gubenur jangan diam, anggota Dewan Bali jangan diam, Pj Bupati Badung, anggota Dewan Badung jangan diam,” ujar Parta dengan nada tinggi, Rabu (16/10/2024).
Parta menilai sikap diam pejabat daerah ini akan melemahkan posisi masyarakat Bali di rumahnya sendiri.
Ia menegaskan, Bali memang butuh aktivitas pariwisata sebagai penggerak perekonomian masyarakat, namun harus juga menghormati adat dan budaya.
Terlebih lagi, roh dari pariwisata Bali adalah tradisi, adat dan budaya masyarakat Bali yang dilestarikan oleh masyarakat dengan mendedikasikan waktu, tenaga dan ekonomi. Tanpa tradisi, adat dan budaya ini, Bali tidak akan menjadi magnet pariwisata dunia.
Seharusnya, kata Parta, pemilik modal memahami hal ini, jangan hanya mencari nafkah di Bali, tapi tidak menghormati sumber dari nafkah mereka.
Menurutnya, tindakan yang terjadi di Pantai Berawa ini sudah sangat di luar batas. Parta pun meminta agar pemerintah daerah memberikan sanksi tegas untuk manajemen Beach Club yang mengganggu kekhusyukan upacara yang digelar umat Hindu itu.
“Beri teguran keras pengusahanya, bila diperlukan cabut izinnya,” tandas Parta.
“Jangan semua dibiarkan terjadi, jangan semua dibolehkan di Bali, nanti kita bisa kehilangan semuanya, kita akan disepelekan jadi manusia Hindu Bali. Ada pendeta lagi memuja apa tidak bisa diundur beberapa menit untuk nyalakan kembang api,” imbuhnya.
Parta meminta pada semua stakeholder pariwisata di Bali, supaya menjadikan kejadian ini sebagai contoh buruk kegiatan pariwisata. Pihaknya berharap hal ini tidak terulang kembali.
“Bali di kenal karena tradisi, adat dan budaya yang bernafaskan Hindu, jadi marilah hormati. Karena itu merupakan roh dari pariwisata Bali,” ujarnya. (jay)