DENPASAR – Ditengah paceklik regenerasi pebulutangkis putra masa depan Bali, pebulutangkis belia Kadek Kevin Putra Adnyana dari PB Menang Kalah Sehat (MKS) Singaraja mencuat di Sirnas B Bali 2024 lalu.
Pebulutangkis kategori tunggal usia sukses meraih medali perunggu pada even yang dihelat di GOR Debes Tabanan, yang berakhir Sabtu (12/10/2024) lalu.
Sedangkan medali emas kategori ini disabet pebulutangkis PB Jaya Raya Jakarta Ahmad Fauzan Ilmi setelah di final menang atas Krisna Bramanta dari PB Jaya Raya Samudra Jombang yang otomatis menyabet medali perak. Satu medali perunggu lainnya diraih Tristan Geovani Pardosi dari PB Champion Gading Jaya.
“Kalau tahun kemarin juga di even sama Sirnas B Bali 2023 masih belum muncul pebulutangkis putra atau putri Bali yang tembus semi final, dan tahun ini muncul Kadek Kevin tembus semi final. Artinya ini perkembangan positif dunia bulutangkis Bali,” tutur Ketua Umum Pengprov PBSI Bali Wayan Winurjaya didampingi Sekretaris Umum Pengprov PBSI Bali IGB. Arya Candra Palasara atau akrab disapa Tu Gus di Tabanan, Minggu (13/10/2024).
Meski meraih medali perunggu lanjutnya, hal itu sudah merupakan langkah bagus ke depannya, karena akan menjadi semangat bagi pebulutangkis lainnya.
“Kami berikan dana motovasi untuk Kdek Kevin dalam benyuk dana pembinaan sesuai janji kami jika ada pebulutangkis minimal tembus semi final akan diberikan reward. Jadi jangan melihat dari nilainya tapi lihat peduli PBSI Bali,” tambah Winurjaya diamini Tu Gus.
Kedepannya, jika nantinya Pelatihan Provinsi (Pelatprov) Bulutangkis digelar, maka Kadek Kevin akan dipanggil untuk mengikuti Pelatnas dengan latihan 3 kali dalam seminggu bersama pelubutangkis lainnya yang berprestasi.
“Kami sudah ancang-ancang untuk membentuk Pelatprov secepatnya dan kini sudah dalam pendekatan-pendekatan dengan beberapa pihak. Pada intinya Kadek Kevin sudah membuktikan kualitasnya karena mampu bersaing dengan pebulutangkis dari klub-klub besar di Indonesia,” terang Winurjaya.
Secara umum disebutkannya, sejatinya pebulutangkis Bali tak kalah dengan pebulutangkis lainnya. Hanya faktor kurang jam terbang di even nasional saja yang menjadi perbedaan. Dari sisi kualitas pelatih bulutangkis Bali juga tidak kalah. (ari/jon)