BADUNG – 2024 ini akan menjadi tahun perdana Doa Perdamaian Tragedi Bom Bali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung. Namun sayang, ada kesan kurang baik yang muncul, lantaran kepastian gelarannya baru diterima pada H-3 12 Oktober 2024.
Koordinator Yayasan Isana Dewata, Theolina Marpaung menuturkan, dirinya sesungguhnya sudah cukup lama menunggu kepastian tersebut. Karena jika pemerintah tidak melaksanakan, maka pihaknya-lah yang akan berupaya secara swadaya. “Kami tentu berharap agar kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan di setiap tahun. Jika pemerintah tidak melaksanakan, maka kami pasti akan berusaha,” ucapnya.
Dibenarkan dia, tahun ini adalah kali pertama kegiatan Doa Perdamaian akan diambil alih Dispar Badung. Berkenaan dengan itu pula, pada bulan Agustus lalu, pihaknya telah menyerahkan saran konsep kegiatan kepada Dispar. Dalam konsep dimaksud, telah dibeberkan sejumlah rangkaian acara, seperti Bincang Perdamaian, Doa Perdamaian, Musik Perdamaian, dan Nyanyian Perdamaian. “Karena mereka (dinas) bertanya, maka kami berikan,” sambungnya.
Namun setelah konsep diberikan, Theolina mengaku tidak mendapat informasi perkembangannya. Bahkan dia sempat menanyakan, tapi masih belum ada kepastian. Hingga akhirnya, pada H-3 dia baru dihubungi oleh pihak Dispar dan memastikan pelaksanaan kegiatan 12 Oktober nanti.
Terpisah sebelumnya, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kuta, I Putu Adnyana mengaku tidak tahu pasti soal itu. Karena mulai tahun ini, kegiatan tersebut akan dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dispar. Tidak seperti sebelumnya, yang digelar secara swadaya atas kolaborasi antara LPM dengan Yayasan Isana Dewata. “Ya, katanya dari Dispar yang akan melaksanakan. Kami di LPM, masih belum mendapat informasi nanti akan seperti apa bentuk kegiatannya. Coba dikonfirmasi saja langsung ke dinas,” ungkapnya.
Selama ini, Adnyana mengaku sudah mendapat pertanyaan-pertanyaan mengenai kepastian ada atau tidaknya pelaksanaan kegiatan Doa Perdamaian. Namun tentu, karena kini diambil alih Pemkab, dirinya tidak bisa memberikan jawaban pasti. “Sudah ada banyak yang bertanya soal ini. Tapi tentu, karena sekarang bukan kami yang melaksanakan, ya kami tidak bisa berikan jawaban,” pungkasnya.
Sayangnya, hal ini belum dapat dikonfirmasi dengan Kepala Dispar Badung, I Nyoman Rudiarta. Dihubungi sejak pagi hingga sore, nomor ponselnya hanya terdengar nada sambung saja. Kemudian, Rudiarta mengirimkan pesan agar menghubunginya melalui pesan WhatsApp. Namun begitu dilayangkan sejumlah pertanyaan, Rudiarta sama sekali tidak memberikan jawaban.
Sementara itu, di hari yang sama, ada informasi bahwa Rudiarta bersama-sama dengan Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti sempat melakukan peninjauan di Monumen Tragedi Bom Bali yang sedang tersentuh pembenahan. Mengutip informasi dari pengawas proyek bersangkutan, pekerjaan sudah terbilang rampung dilakukan. Hanya ada hal-hal minor yang tersisa, seperti pembongkaran pagar proyek, pembersihan, dan pemasangan lampu. (adi,dha)