DENPASAR – Sejak meraih medali emas di PON Kalimantan Timur (Kaltim) 2008 silam dan setelah itu puasa emas, cabang olahraga (cabor) biliar selalu dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan. Bahkan hanya cabor yang meraih medali emas yang seakan-akan menjadi perhatian saja.
Tak hanya itu, pada awal kepemimpinan pengurus Pengprov POBSI Bali baru periode 2022 – 2026, banyak juga yang menyangsikan kerja keras, misi dan visi ke depan.
Adalah Ketua Umum (Ketum) Pengprov POBSI Bali dr. Putu Laksmi Anggri Putri Duarsa yang awal pemilihan Ketua Umum saat itu diremehkan.
Bahasa hampir sama yakni Ketua Umum yang tidak tahu dunia biliar terucap dari kalangan biliar yang sudah tidak lagi menjadi pengurus dan beberapa pemain biliar non, atlet Bali termasuk ada oknum cabor lain.
Namun dalam dua tahun kepemimpinan dr. Laksmi Duarsa, dengan masih adanya mata sirik dan iri mengarah ke dokter spesialis perawatan kulit dan kelamin itu tetap tersenyum dan mengelola organisasi dengan bagus dan elegan.
Tidak banyak bicara tapi lebih fokus pada menyatukan pengurus POBSI Bali dengan kerjasama yang bagus, soliditas tinggi dan saling menghargai.
Tangan dingin dr. Laksmi Duarsa panggilan akrabnya itu akhirnya membuahkan hasil mengejutkan di PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) dengan raihan sekaligus 2 medali emas, 2 medali perak dan 1 perunggu.
Pastinya semua medali itu peran besar dari skill pebiliar snooker Putu Edy Wirawan atau biasa dipanggil Kingkong dan I Kadek Sugiarta yang akrab disapa Patkay.
Memang saat bertemu atlet Bali sebelum PON 2024 digelar dan di masa TC Sentralisasi atau sebelumnya, dr. Laksmi Duarsa dan para pengurusnya memberikan suntikan motivasi besar dan mendongkrak percaya diri tinggi para atlet Bali.
“Banyak kabar kurang sedap yang kami dengar ketika saya menjabat Ketua Umum Pengprov POBSI Bali. Tapi semuanya kami dengar dan kami terima dengan senyuman dan lapang dada. Dan semuanya ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Kami yakin dengan awal yang bagus dan niat yang besar dalam mengejar prestasi akan berbuah hasil yang bagus juga. Kami percaya itu,” tutur dr. Laksmi saat dihubungi Senin (23/9/2024).
Ini seakan membuka mata jika figur seorang Ketua Umum itu tidak harus awalnya mengerti soal cabor yang dipimpinnya, namun lebih utama terletak dari bagaimana kecerdasan Ketua Umum dalam mengelola organisasi cabor yang dipimpinnya.
“Kalau sudah seperti ini tidak ada lagi yang memandang sebelah mata cabor biliar. Tapi kami tak mau bereuforia. Cukup bangga dan senang bisa memperoleh hasil tersebut. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami dan tim biliar di PON 2024,” demikian dr. Laksmi Duarsa. (ari/jon)