Serangkaian perayaan ke-250 tahun produk sepatu Birkenstock asal Jerman gelar beberapa kegiatan di Ubud.
GIANYAR – Perjalanan produk legendaris Birkenstock, sebuah perusahaan ternama asal Jerman memilih Bali untuk lokasi merayakan 250 tahun perusahaan tersebut. Perayaan berlangsung di Titik Dua Space, Ubud Gianyar, dengan mengusung konsep sustainability, Selasa (3/9/2024),
Diawali dengan morning walking di Bukit Tjampuhan Ubud bersama influencer menggunakan footwear dari Birkenstock. Dilanjutkan dengan menelusuri pasar seni Ubud dan Puri Ubud. Sejalan dengan tema Sustainability, Birkenstock juga mengajak peserta morning walking untuk menikmati brunch makanan sehat di Clear Cafe dengan vibes healing di restaurant yang terletak di Jalan Hanoman, Ubud itu.
Chief Marketing Officer MAP Active Daniel Hagmeijer saat membuka acara morning walking mengatakan, Birkenstock lahir 1774 bukan hanya membuat sepatu tapi juga menciptakan gaya hidup yang nyaman dan disukai banyak orang di seluruh dunia.
“Hari ini kita mulai dengan perjalanan santai menikmati keindahan Ubud, yang menggambarkan bagaimana Birkenstock peduli pada kenyamanan dan alam,” ujarnya.
Salah satu influencer Eugenia Blanco dan Zeta mengungkapkan kenyamanan menjadi faktor utama ketika memilih footwear. Ia yang juga mengikuti morning walking di Bukit Tjampuhan menggunakan foot wear Birkenstock merasa sangat nyaman.
“Apalagi kalau jalan jauh, beraktivitas seharian, jadi footwear yang nyaman itu harus, dan Birkenstock ini sangat nyaman, desain bagus dan tahan lama. Padahal ada produk sejenis namun baginya yang membedakan adalah kualitas tahan lama. Birkenstock terlihat kaku tapi ketika dipakai nyaman dan ringan banget. Semakin lama dipakai, semakin nyaman,” ujarnya.
Acara morning walking diakhiri makan di Clear Cafe, tempat yang ramah lingkungan dan mendukung komunitas, sama halnya dengan Birkenstock yang peduli terhadap lingkungan.
Dilanjutkan dengan acara workshop memahat kulit dengan instruktur dari tim Oka Kartini. Oka Kartini yang juga bergerak menciptakan produk ramah lingkungan selaras dengan tema 250 tahun Birkenstock.
Pengelola Oka Kartini Art Centre Ida Bagus Putra Baruna mengatakan, menciptakan produk seni juga bisa menggunakan bahan atau material bekas (recycle) tidak hanya dari kulit binatang. “Agar kita tidak membuang – buang material,” ujarnya.
Birkenstock, perusahaan asal Jerman bekerja dengan seniman / dalang Ubud menurutnya melalui proses yang selektif dan melihat track record terhadap keberpihakan lingkungan.
Usai mengikuti workshop, dilanjutkan dengan melihat exhibition, koleksi Birkenstock dari awal berdiri hingga produk edisi khusus yang diciptakan. Di Indonesia sendiri Birkenstock telah ada sejak 2014 di Tangerang, Surabaya, Jakarta, Bali, Semarang, Bekasi, Balikpapan, Makassar, Bandung, Depok, Bogor, Medan, Batam. (sur)