BADUNG – Setelah 35 tahun menjadi bagian dari pertumbuhan pariwisata Bali, Bluebird tampaknya mulai terusik oleh prilaku oknum-oknum sopir taksi mirip Bluebird yang menggganggu kenyamanan penggunanya. Kampanye #TrueBlue diluncurkan, guna mengedukasi supaya masyarakat dan wisatawan dapat lebih mudah membedakan armada Bluebird dengan taksi lainnya, sekaligus menjaga reputasi baik Pulau Dewata sebagai tujuan pariwisata internasional.
“Ini kami lakukan karena kami peduli akan keberlanjutan pariwisata Bali. Komitmen Bluebird adalah memberikan pengalaman perjalanan tak terlupakan kepada wisatawan saat berkunjung ke Bali dengan layanan Standar Nyaman Indonesia (SNI). Kami yakin bahwa pengalaman positif wisatawan memainkan peranan penting dalam meningkatkan industri pariwisata di Bali. Kami prihatin dan menyayangkan maraknya kriminalitas yang kerap menimpa wisatawan belakangan ini. Sehingga kami tergerak untuk mengampanyekan #TrueBlue sebagai bentuk edukasi dalam mendapatkan layanan Bluebird yang asli,” sebut Chief Marketing Officer PT Blue Bird Tbk, Mediko Azwar.
Secara fisik, kata dia, armada Bluebird tentu berbeda dengan yang lainnya. Di antaranya yakni, adanya nomor lambung, logo Bluebird pada pintu sisi kiri dan kanan, logo dan tulisan Bluebird Group di kaca depan, serta mahkota atau lampu taksi di bagian atas armada yang lengkap dengan pencantuman logo dan lampu emergency. “Itu kalau dari luar. Kalau dari dalam, pengemudi selalu mengenakan seragam Bluebird, di dalam mobil juga ada identitas dari si pengemudi, ada IoT yang berfungsi sebagai argo, serta di sisi kiri dan kanan penumpang belakang selalu ada stiker dengan nomor call center,” bebernya.
Kampanye #TrueBlue tersebut salah satunya dilaksanakan melalui penyelenggaraan diskusi bertema ‘Safeguarding Bali’s Wonders with #TrueBlue’, Rabu (28/8/2024). Kesempatan tersebut dipergunakan untuk membahas bagaimana Bluebird sebagai penyedia solusi mobilitas, dapat bersinergi dengan pemangku kepentingan untuk bersama-sama menciptakan pariwisata yang aman dan nyaman.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta tampak turut hadir dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Pada kesempatan tersebut dia menyoroti soal pentingnya sektor transportasi dalam mendukung keamanan pariwisata. “Keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi pengalaman wisatawan. Dengan adanya kampanye #TrueBlue, kami berharap dapat mendorong kepercayaan wisatawan terhadap layanan mobilitas di Bali,” ucapnya.
Kampanye #TrueBlue juga mendapat sambutan positif dari seorang tokoh masyarakat Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik. Karena menurut dia, kerja sama yang apik antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci penciptaan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan masyarakat. “Inisiatif seperti #TrueBlue ini perlu didukung oleh semua pihak agar dapat mencapai tujuan bersama,” singkatnya. (adi)