DenpasarHiburanSeni

Tayang di Denpasar, “Wiku Tapini” Mengungkap Peran Perempuan dalam Upacara Agung di Bali

Adegan dalam Film Dokumenter berjudul Wiku Tapini karya sutradara Agung Bawantara.

DENPASAR – Film dokumenter berjudul Wiku Tapini karya sutradara Agung Bawantara diputar di Ruang Audio Visual Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Lumintang, Denpasar, pada Jumat (23/8/2024). 

Film ini mengungkap lebih dalam tentang salah satu aspek unik dari budaya Bali, yakni peran perempuan sebagai Wiku Tapini, yang memegang tanggung jawab besar dalam pelaksanaan upacara-upacara agung di Bali.

Pulau Bali, yang dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu destinasi wisata terbaik, tidak hanya memikat dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budayanya yang khas. 

Budaya Bali yang sangat erat kaitannya dengan upacara keagamaan menjadi daya tarik utama yang membuat pulau ini istimewa. Hampir setiap upacara, baik yang berskala kecil maupun besar, selalu diiringi dengan persembahan yang disebut wewantenan atau banten.

Melalui film Wiku Tapini, Agung Bawantara berhasil menampilkan peran penting dari Wiku Tapini, perempuan yang telah menjalani inisiasi spiritual untuk menjadi ahli dalam menyiapkan banten bagi upacara-upacara besar seperti Panca Bali Krama dan Eka Dasa Rudra. 

Perempuan ini tidak hanya terampil dalam persiapan teknis, tetapi juga mendalami aspek spiritual yang mendalam, sebagaimana diatur dalam teks-teks tradisional Bali seperti Lontar Widhisastra Tapini.

Film ini diproduksi dengan dana hibah dari program Dana Indonesiana Kemendikbudristek dan LPDP Kemenkeu RI pada fasilitasi tahun 2023, dalam bidang Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro (DKPM) & OPM Rawan Punah. 

Hampir sepanjang film ini, digambarkan bagaimana Wiku Tapini dihormati oleh masyarakat Bali yang menganggapnya sebagai penjaga kesucian dan keseimbangan dunia melalui upacara keagamaan. Tugas mereka sangat berat, karena kesalahan dalam menyiapkan banten untuk upacara besar diyakini dapat mendatangkan bencana bagi seluruh masyarakat Bali.

Hadir dalam pemutaran Film Wiku Tapini, Sekda Kota Denpasar, Camat Denpasar Utara, Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Kepala UPT Gedung Dharma Negara Alaya, Ketua Badan Kreatif Denpasar, Pengurus GEKRAF Bali, pelajar, serati, seniman (diantaranya Marmar Herayukti), pemerhati kebudayaan (diantaranya Jro Gede Eka Mahardhika).

Wiku Tapini mengungkap bagaimana perempuan-perempuan Bali yang memilih jalan hidup ini harus menjalani kehidupan dengan aturan yang ketat dan penuh disiplin. Kehidupan sehari-hari mereka diatur oleh nilai-nilai spiritual yang mendalam, yang berdampak tidak hanya pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada masyarakat luas.

Acara pemutaran film ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk tokoh budaya, seniman, dan masyarakat umum yang ingin lebih memahami peran penting Wiku Tapini dalam budaya Bali. Film ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kompleksitas tradisi Bali, tetapi juga menyoroti tantangan dan dedikasi yang diemban oleh para perempuan yang memilih menjadi Wiku Tapini.

Pemutaran film Wiku Tapini menjadi momen penting dalam mengapresiasi peran perempuan dalam menjaga keseimbangan spiritual dan budaya di Bali, serta bagaimana tradisi ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Bali di era modern. Usai pemutaran film, diselenggarakan acara diskusi dan penyerahan buku dengan judul yang sama kepada Sekda Kota Denpasar, Kepala UPT Gedung DNA (untuk perpustakaan), dan Ketua BKraf Denpasar. (sur,dha)

Back to top button