Blok C dan D Pasar Semarapura infrastrukturnya masih semrawut. Pengelola melakukan evaluasi keamanan secara menyeluruh guna mengantisipasi potensi terjadi kebakaran
KLUNGKUNG – Pasar Semarapura merupakan area yang memiliki aktivitas cukup padat. Pun Pasar Galiran setiap hari ‘berdenyut’ selama 24 jam.Kedua pasar milik Pemkab Klungkung ini menjadi salah satu penopang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Klungkung.
Khusus blok C dan D Pasar Semarapura kondisi infrastrukturnya tidak senyaman seperti Pasar Tematik Semarapura. Bangunan blok C dan D sudah cukup tua, instalasi listrik dalam kondisi darurat diperparah penempatan barang dagangan tidak tertata dengan rapi.
Jika pedagang acuh, tidak peduli dan tidak memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan, kondisi itu berpotensi meningkatkan resiko kebakaran. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Komang Sugianta menyatakan, infrastruktur blok C dan blok D Pasar Semarapura sudah selayaknya mendapat penanganan.
Sugianta juga membenarkan instalasi listrik di blok C dan blok D masih semrawut. Kabel listrik belum tertata dengan baik. Demikian pula penempatan barang dagangan jauh dari kesan nyaman.
Ia mengatakan evaluasi secara menyeluruh terus dilakukan, pemeliharaan infrastruktur listrik juga terus diupayakan guna mencegah potensi terjadi kebakaran.
“Sebenarnya hal ini (evaluasi) sudah berjalan biasa, tapi pasca kebakaran Pasar Ubud, kami intensifkan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Seperti di blok C dan blok D Pasar Semarapura masih minim dengan alat pemadam api ringan (APAR). Kami upayakan pinjam dulu yang di Pasar Tematik,”tandas Sugianta, Rabu (21/8/2024).
Demikian pula kios-kios di Pasar Galiran, menurut Sugianta perlu kewaspadaan. Mengingat sebagian besar pedagang yang menempati kios membawa kompor,menempatkan kulkas dan barang elektronik lainnya. Ditambah barang-barang mudah terbakar.
“Kalau di Pasar Galiran justru yang mengkhawatirkan adalah kios. Karena sebagian besar pedagang membawa kompor, menempatkan peralatan elektronik,” terang Sugianta .
Ia merasa khawatir ketika pedagang lupa mematikan kompor maupun barang elektronik lainnya, ini bisa menjadi potensi terjadinya kebakaran.
“Kalau yang (pedagang) di los, saya kira masih aman.Instalasi listriknya jadi satu,” imbuh pria asal Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh ini.
Sugianta menambahkan hasil evaluasi ini akan diteruskan kepada pedagang agar mereka meningkatkan kewaspadaan, bersama-sama mengedepankan faktor-faktor keamanan dan kenyamanan baik bagi pedagang maupun bagi pengunjung.
“Kami akan terus sosialisasikan melalui pengeras suara agar bersama-sama melakukan langkah-langkah antisipasi mencegah potensi terjadinya kebakaran,”demikian Sugianta. (yan)