BULELENG – Komitmen civitas akademika SMP Negeri 6 Singaraja dalam mengelola sampah plastik menjadi ‘sahabat’ yang bermanfaat dan bernilai ekonomis seperti papan tulis, pot bunga dan lukisan plastik serta sampah organik menjadi kompos melalui program ‘Tebe Modern’ akhirnya berbuah manis.
Tak hanya mampu mengubah mindset warga sekolah dan masyarakat terhadap sampah organik dan anorganik, ‘Teba Modern’ yang dilakukan secara gotong royong juga mengantarkan Sekolah Adiwiata dengan Kurikulum Merdeka Berbasis P5 ini meraih Juara I Tri Hita Karana (THK) Award Tahun 2024.
“Prestasi ini merupakan suatu kebanggaan sekaligus cambuk bagi kami untuk melakukan program ‘Teba Modern’ sesuai konsep Tri Hita Karana secara berkelanjutan,” ungkap Kepala SMP Negeri 6 Singaraja Nyoman Sudiana usai rapat PPDB disekolah setempat, Senin (1/7/2024).
Kasek Sudiana menandaskan inovasi ini tidak hanya membantu mendorong upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah secara berberlanjutan, tetapi juga menginspirasi siswa untuk berkreasi dengan bahan-bahan yang umumnya dianggap sebagai sampah/limbah.
“Ini adalah bagian dari komitmen seluruh warga sekolah dalam melaksanakan visi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan indah sejalan dengan kosep Tri Hita Karana,” tegasnya.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah cara pengelolaan sampah organik melalui tempat pengumpulan sampah disebut ‘Teba Modern’.
“Tebe Modern berbentuk lingkaran dengan kedalaman sekitar 2 meter, disiapkan untuk menampung limbah, sampah organik. Sampah yang ditampung pada Teba Modern diolah menjadi kompos dan pupuk organik cair,” terangnya.
Langkah ini, kata Sudiana, tidak hanya berdampak positif terhadap kebersihan lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan sumber daya yang berharga untuk kebutuhan tanaman disekitarnya.
“Ini semua dilakukan dengan niat tulus tanpa mempertimbangkan keuntungan finansial semata, selain untuk mengedukasi siswa akan pentingnya peduli lingkungan juga diharapkan dapat dikembangkan siswa dirumah masing-masing,” jelasnya.
Sementara untuk sampah anorganik/plastik, diolah melalui kerjasama dengan ‘Made Oplas’ menjadi lukisan maupun busana plastik.
“Edukasi dan pelatihan kreatifitas mengolah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat, mengantarkan siswa kami meraih Juara 2 lomba busama berbahan plastik. Prestasi ini kami harapkan dapat menjadi spirit bagi civitas akademika bahwa kolaborasi dan kreativitas mampu membawa perubahan positif menuju pelestarian lingkungan untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (kar/jon)