GIANYAR – Terkadang timbangan pasar banyak yang di permainkan hingga bisa merugikan konsumen. Tak hanya itu, timbangan yang sudah berumur juga bisa membuat tidak stabil. Menertibkan timbangan/dacin milik pedagang dan tera ulang SPBU di Gianyar di lakukan oleh UPT Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar.
Hanya saja kini untuk UPT Metrologi Gianyar defisit tenaga, saat ini hanya terdapat 2 yang mengurus ribuan timbangan pedagang di pasar milik pemerintah.
Kepala UPT Metrologi Disperindag Gianyar, Ketut Nuraga, Selasa (30/1) menjelaskan untuk wajib tera, akan dilaksanakan mulai bulan Mei 2024. Sedangkan saat ini sedang dilaksanakan pengadaan peralatan dan kelengkapan unyuk melakukan tera. “Kita mulai melakukan tera ulang di Bulan Mei sampai selesai, biasanya September sudah selesai,” jelas Ketut Nuraga.
Dikatakannya, untuk tahun 2024, petugas tera hanya ada 2 tenaga. Dimana idealnya ada 4 tenaga segingga proses tera bisa berlangsung cepat. Disisi lain, sangat jarang ASN yang bersedia menjadi petugas tera. Selain harus memiliki sertifikasi tera, juga harus mengikuti Diklat Tera di Jakarta.
“Kebanyakan tidak mau ikut Diklat, karena lamanya Diklat setahun, sehingga menghindar digeser ke UPT Metrologi,” jelas Nuraga. Dimana setelah memiliki sertifikat tera, maka bisa melaksanakan tera dimana saja dalam satu provinsi.
Untuk tahun 2023 lalu, dari pemeriksaan lebih dari 20.000 timbangan dan 29 SPBU di Gianyar, semuanya telah taat ukur. Untuk SPBU setiap tahunnya harus mengikuti tera ulang. Hal ini agar tidak merugikan konsumen, dengan kurangnya volume atau merugikan SPBU kelebihan volume. Sedangkan untuk timbangan warga, pada umumnya karena kotor, karena menimbang segala jenis kebutuhan pokok. (jay)