BANGLI – Pengurus Forum Pengabdi Tenaga Kesehatan (FPTK) Kabupaten Bangli,Bali berjuang keras agar diperhatikan oleh pemerintah. Mereka sangat berharap bisa diangkat sebagai ASN atau setidaknya dibuka formasi sebagai Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Lika-liku perjuangan dilalui. Menurut Ketua Forum Pengabdi Tenaga Kesehatan Kabupaten Bangli, Sang Made Adiatma Putra dalam siaran pers yang diterima wartabalionline,com, pada Rabu (3/1/2024) pihaknya melakukan audiensi dengan pihak DPRD Kabupaten Bangli yang diterima oleh Ketua DPRD Kabupaten Bangli I Ketut Suwastika.
Dalam audiensi itu pengurus Forum Pengabdi Tenaga Kesehatan Kabupaten Bangli memohon rekomendasi agar bisa ikut rekrutmen P3K tahun2024 dan terdaftar dalam usulan jumlah kebutuhan ASN tahun 2024.
“Hasil audiensi dengan DPRD Kabupaten Bangli aspirasi dari Pengurus Forum Pengabdi Tenaga Kesehatan yang mewakili 115 orang tenaga sukarela kesehatan akan di tindak lanjuti dengan berkoordinasi bersama eksekutif yaitu Bupati Bangli,” ungkap Sang Made Adiatma Putra, Jumat (26/1/2024).
Berikutnya terang Adiatma Putra, Kamis (11/1/2024) FPTK melakukan audiensi yang diterima oleh Bupati Bangli didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli ,Kepala BKPSDM Kabupaten Bangli guna mendapatkan rekomendasi Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK ) dalam hal ini Bupati Bangli.
Namun dari audiensi dengan Bupati, Adiatma Putra mengaku tidak puas. Adiatma Putra bersama pengurus lainnya memilih menemui Penjabat (PJ) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Kamis (25/1/2024).
Dihadapan PJ Gubernur Bali yang didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kepala BKPSDM Provinsi Bali serta Inspektorat Provinsi Bali, Adiatma Putra membeberkan bagaimana nasib mereka yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Padahal ungkap Adiatma Putra, tenaga pengabdi kesehatan sebagai warga negara sekaligus tenaga kerja fungsional yang melekat pada instansi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat, agar masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi- tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang prosuktif secara social dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Bahkan saat pandemi Covid-19, kata Adiatma beban tugas yang dihadapi pihaknya sangat beresiko. Menurutnya tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dan profesi yang dijalani tenaga kesehatan bukan hal mudah.
Bahkan para tenaga kesehatan rela mempertaruhkan nyawanya, tidak sedikit pula saat terjadinya pandemi Corona.
“Namun tidak ada perhatian dari pengabdian yang sudah kami lakukan,” ujar Sang Made Adiatma Putra seraya mengatakan PJ Gubernur prihatin dengan kondisi pengabdi tenaga kesehatan di Bangli.
“Bapak PJ.Gubernur sangat kaget dengan keberadaan kami yang belasan tahun mengabdi tanpa diberi gaji. Sedangakan pekerjaan kami nyata melayanin masyarakat. Bapak PJ.Gubernur akan mencarikan solusi untuk kami,” imbuh Adiatma.
Adiatma juga berencana membawa masalah ini ke Komnas HAM serta menyampaikam tuntutan seperti perbaiki sistem pendataan tenaga kesehatan agar pengabdi /tenaga sukarela kesehatan dapat ikut berkompetensi dalam rekrutmen P3K melalui jalur khusus, ada diskresi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mengangkat seluruh Pengabdi Tenaga Keshatan Kabupaten Bangli menjadi ASN di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli tanpa terkecuali.
Berharap kepada Kementerian Keuangan Republik Indonesia agar peengabdi tenaga kesehatan diberikan formasi P3K melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tanpa membebani Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli. (*)