TABANAN – Kemacetan parah terjadi di Jalan Nasional Denpasar Gilimanuk tepatnya di Banjar Jelijih Tegeh, desa Megati, kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Senin (22/1/2024). Pasalnya, dua truk mogok dan satu truk terguling sejak Minggu (21/1) malam. Proses evakuasi membutuhkan waktu yang cukup lama, lantaran harus memindahkan muatan berupa besi dan kayu. Sehingga kemacetana sulit diurai.
Kapolsek Selemadeg Timur, AKP I Putu Budiawan menjelaskan, lakalantas ini terjadi Minggu, 21 Januari 2024 sekitar pukul 21.30 wita. Saat itu, kendaraan truk tronton DK-8232-DK yang dikemudikan Ahmad Rossi (27) asal Banyuwangi dari arah Gilimanuk mengalami patah as panjang saat memasuki tanjakan dan tikungan ke kanan. Truk mogok tepat ditengah-tengah jalan.
Pada Senin (22/1/2024) sekitar pukul 02.30 Wita datang dari arah Gilimanuk kendaraan truk isuzu L-8675-AF dikemudikan Made Yasa (30) alamat Pejarakan, Gerokgak, Buleleng, yang mengambil jalan di pinggiran truk macet. Karena muatan kayu sangat berat membuat truk oleng dan akhirnya terguling ke kanan
Tidak selesai sampai disana, sekitar pukul 04.40 wita, di depan truk tronton DK-8232-DK , truk Toyota Dyna Nopol N-9827-UF dikemudikan Selamet asal Malang berhenti dengan posisi miring dengan muatan bawang sekitar 10 ton. Hal ini membuat jalur tertutup.
“Kemacetan terjadi karena ada sejumlah kendaraan jenis truk mogok karena kelebihan tonase, sehingga menyebabkan as panjang patah, disusul truk lainnya yang terguling,”terangnya.
Dikatakan, proses evakuasi yang membutuhkan waktu cukup lama. Akibatnya, arus lalu lintas sempat mengalami kemacetan lama. Petugas harus menerapkan sistem buka tutup arus lalin dari arah barat dan timur.
“Macetnya cukup lama, karena truck tronton yang macet ditengah badan masih proses perbaikan untuk bisa dievakuasi, dan perlu proses pemindahan muatan truk terguling, sebelum diderek,” jelasnya.
Terkait kejadian ini, pihaknya mengimbau para pengendara untuk senantiasa berhati-hati, karena diakuinya kemacetan yang dulunya kerap terjadi di tanjakan desa Samsam, Kerambitan, kini seakan pindah lokasi di wilayah jalur Selemadeg Timur.
“Terkadang karena lebih muatan, sopir tidak hafal medan jalan, lambat oper perseneling, mati mesin dan mogok, hingga menyebabkan mogok atau kecelakaan yang berujung terjadi kemacetan,” pungkasnya. (jon)