KLUNGKUNG – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung mendesak pengusaha bawang agar mengelola sampah kulit bawang secara mandiri. Di pihak lain pengusaha bawang kesulitan mengolah sampah kulit bawang. Solusi membuat lubang daur ulang sampah (Bangdaus) pun sulit terlaksana. Pasalnya sebagian besar pengusaha bawang terbentur lahan.
Kini pengusaha bawang di Kabupaten Klungkung berencana bakal mendatangkan bawang yang sudah dikupas. Konsekuensinya, harga bawang bisa lebih mahal dan puluhan buruh kupas bawang terancam kehilangan pekerjaan.
Sentra usaha bawang di Klungkung banyak ditemui di sisi barat Pasar Galiran. Para pelaku usaha mengaku bingung mengelola limbah berupa kulit bawang.
Salah seorang pelaku usaha bawang, April (35) menyatakan Dinas Lingkungan Hidup sempat datang ke tempat usahanya melakukan sosialisasi dan pelaku usaha diminta mengelola limbahnya secara mandiri.
Baca juga : Warga Glogor Alami Kekeringan Sudah Tiga Hari Kelimpungan Air Bersih
“Saya belum menemukan lokasi baru untuk membuang sampah. Apalagi dalam sehari sampah kulit bawang lebih dari 20 karung,”tandas April, Minggu (21/1/2024).
April mengatakan dirinya setiap 3 hari sekali mendatangkan pasokan bawang dari Bima sebanyak 3 ton. Sebelum dipasarkan kata dia, bawang harus dibersihkan terlebih dulu.
Ia juga mengatakan tidak mungkin membuat lubang daur ulang sampah (bangduas) karena lahan miliknya tidak memungkinkan. Sementara itu di tengah kebingungan mengelola sampah, ada pihak ketiga yang menawarkan jasa membuang limbah kulit bawang dengan mobil pikap. Hanya saja biaya yang dikeluarkan cukup besar yakni Rp100 untuk sekali pengangkutan.
Baca juga : Sampah Bawang Mengkhawatirkan Dinas LHP Minta Pengusaha Kelola Sendiri
“Saya tidak tahu sampahnya dibuang ke mana, yang penting kan sampah saya diangkut dan jadi bersih,” jelasnya.
Namun jika kondisi ini terus berlanjut, April memikirkan solusi lain. Salah satunya dengan memesan bawang yang sudah bersih (sudah terkupas) dari Bima. Sehingga ketika sampai di Klungkung, bawang tersebut tidak perlu dibersihkan lagi.
“Kalau saya pesan bawang yang sudah bersih dari Bima, kasihan nanti para buruh. Mereka bisa kehilangan pekerjaan. Padahal setiap hari mereka memenuhi kebutuhan dapur dengan mengandalkan upah membersihkan bawang,” ungkapnya seraya mengatakan ia l mempekerjakan sebanyak 20 tenaga kupas bawang.
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung menyambangi satu per satu pelaku usaha bawang di Klungkung. Pihak Dinas Lingkungan Hidup meminta agar para pelaku usaha bawang tersebut mampu mengelola limbahnya secara mandiri. Mengingat TPA Sente saat ini telah ditutup dan hanya digunakan untuk pembuangan sampah residu. (yan)