BudayaGianyarSeni

Pentaskan Bebondresan, BKKBN Gandeng Sanggar Seni Suradiva Sosialisasikan Stunting

Komunitas Sanggar Suradiva tampil dalam sosialisasi masalah stunting, di Bali Adat Banjar Manik Tawang Desa Manukayu.

GIANYAR – Menyebarluaskan informasi bahaya stunting Sanggar Seni Suradiva yang sepenuhnya di suport Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi stunting melalui pentas budaya berupa kesenian bondres.

Pementasan berlangsung di Balai Adat Banjar Manik Tawang Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Gianyar, Kamis 7 Desember 2023.

Disaksikan ratusan ibu dan anak-anak ini, penyajian bondres ini dirasa efektif menyentuh langsung ke masyarakat dan diharapkan dapat menekan angka stunting.

“Pentas budaya yang disajikan dalam sosialisasi ini adalah seni Tari dan bebondresan,” kata I Ketut Gede Agus Adi Saputra selaku Ketua Komunitas Sanggar Suradiva, saat dikonfirmasi, Minggu (10/12/2023).

Dijelaskan, pementasan diawali dengan tarian kebersamaan nusantara kemudian tarian topeng bujuh atau topeng monyer dilanjutkan dengan pementasan kesenian bondres dengan tajuk pusaka gelap sayuta.

BACA JUGA:  Desa Adat Silungan Gelar Karya Ngenteg Linggih

“Garapan tersebut menceritakan pusaka yang bisa mencegah atau menanggulangi wabah, dalam pementasan ini melibatkan seniman muda kenamaan di Bali dan seniman lokal seperti Gek Munthi, Gek Teplon, MKP Bali Mince, Kribo, Peceh Ajus, Kracuk, Nyoman Tangkas, Jro Suweca, Suradiva art dance diiringi penabuh Sekaa Arsawijaya dan Semut Barak Manik Tawang.

Adi Siput mengatakan Sanggar Seni Suradiva didukung penuh oleh BKKBN dalam upaya untuk mensosialisasikan bahaya stunting bagi anak anak. pria yang kerap disapa Adi Siput ini berharap pementasan ini memberikan informasi seluas luasnya bagi masyarakat khususnya para ibu agar dapat memahami bahaya stunting dan pencegahannya.

Kelian adat Banjar Maniktawang Dewa Nyoman Yusa mengapresiasi sosialisasi stunting melalui pagelaran budaya seni bondres ini dan berharap tidak ditemukan kasus stunting di Banjar Manik Tawang termasuk di lingkungan lain.

“Terkhusus untuk ibu- ibu hamil serta yang memiliki bayi, selain terhibur melalui kesenian bondres diharapkan dapat memahami bahaya stunting,” ungkap Nyoman Yusa.

Dalam pementasan tersebut juga dibagikan 300 bingkisan berupa tumbler air minum sebaga upaya untuk keberlanjutan sosialisasi tersebut. Materi pementasan menekankan penyadaran, dimana seniman menyelipkan edukasi terkait stunting yakni ketika seorang ibu telah hamil tidak diperbolehkan emosi serta anjuran dokter 1000 hari pertama harus dirawat dengan memenuhi gizi yang seimbang .

Selain itu pesan ideal untuk menikah bagi pasangan adalah dimana wanita dianjurkan menikah minimal berumur 21 tahun dan laki-laki minimal berumur 25 tahun sebelum itu juga ada genre atau generasi terencana yakni upaya dalam merencanakan masa depan mulai sejak dini dan yang paling bahaya adalah menikah dini dan ditu.(sur,dha)

Back to top button