BULELENG – Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali melaksanakan kunjungan kerja (kunja) di Kabupaten Buleleng.
Selain mempererat silaturahmi memperkuat organisasi, serangkaian kunja juga digemakan Moderasi Beragama menuju Pemilu Damai 2024 tanpa politik identitas.
“Kita berharap sikap toleransi antar umat beragama sebagai wujud moderasi dapat mengantarkan kita bersama menuju Pemilu Damai tahun 2024 tanpa politik identitas,” tandas Sekretaris FKUB Bali Gede Nurjaya pada acara dialog FKUB Provinsi Bali di Gedung Haji Kantor Kemenag Kabupaten Buleleng, Senin (16/10/2023).
Mantan Kadispar Bali ini menegaskan Pemilu dilaksanakan setiap lima tahun dan kerukunan serta toleransi harus diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Pemilu kita lakukan setiap lima tahun, tapi kerukunan dan toleransi antar umat beragama harus kita wariskan dan kembangkan terus, jangan sampai karena Pemilu lima tahunan kita berbeda dan bermusuhan. Ada hal-hal yang sensitif dan masalah agama paling sensitif, sehingga kita berharap serangkaian pesta demokrasi ini jangan membawa narasi-narasi bernuansa agama, terlebih di Buleleng sudah dideklarasikan Pemilu Damai 2024 tanpa politik identitas”, tegasnya.
Senada dengan Sekretaris FKUB Bali, Komang Kapa Tri Aryandono mewakili Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengapresiasi kunjungan FKUB Provinsi Bali yang difasilitasi Kantor Kemenag Kabupaten Buleleng sebagai wahana silaturahmi dan wahana diskusi menuju Pemilu Damai 2024.
“Pemkab Buleleng mengapresiasi peran FKUB dalam membantu visi dan misi strategis BKBP Kabupaten Buleleng menjaga stabilitas wilayah, salah satu indikatornya adalah memediasi/memfasilitasi penyelesaian konflik sosial yang terjadi di masyarakat diluar tugas dan fungsi menjaga kerukunan antar umat beragama”, tandas Kapa dibenarkan I Made Subawa selaku Kepala Kantor Kemenag Buleleng.
Subawa mengungkapkan koordinasi dan komunikasi yang baik antar instansi serta organisasi dari majelis agama sangat menentukan terwujudnya kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Buleleng.
“Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik, segala persoalan terutama terkait dengan agama bisa diselesaikan dengan musyawarah dilandasi sikap toleransi sehingga tidak sampai melebar menjadi konflik bernuansa SARA,” tandas Subawa diapresisai Gede Made Metera.
Selaku Ketua FKUB Buleleng, Metera menyatakan dengan dilandasi sikap toleransi, moderasi beragama akan makin kuat dan kokoh untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045.(kar/jon)