DENPASAR – Lomba Dharmawiwada atau Debat Keagamaan Hindu serangkaian Utsawa Dharma Gita (UDG) Provinsi Bali 2023 berlangsung seru di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Rabu (6/9/2023).
Lomba debat mempertemukan empat pasang peserta perwakilan dari Denpasar, Badung, Bangli, dan Jembrana. Mereka unjuk kemampuan yang dalam menyampaikan argumen baik saat menjadi tim pro maupun tim kontra.
Koordinator juri lomba debat keagamaan Hindu, Cokorda Putra Wisnu Wardana mengungkapkan, secara umum penampilan para peserta cukup terlihat berimbang dalam menyampaikan argumen maupun mengajukan pertanyaan kepada lawan.
Ada empat poin penilaian yang dinilai di antaranya penguasaan dan pendalaman materi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyampaikan informasi secara utuh dan terstruktur, serta sikap dan gaya penyampaian saat menyampaikan argumen-argumen.
“Mereka secara umum mungkin sudah punya pengalaman berdebat di bidang-bidang yang lain. Dari sisi cara mereka berdebat dan menyampaikan argumentasi, mereka cukup berimbang. Hanya saja kami dari dewan juri sudah bekali diri bahwa setiap mosi kita buatkan pointer-pointer yang semestinya tersentuh kelengkapan dari jawaban mereka,” ungkapnya.
Cokorda Putra menambahkan, kelengkapan yang dimaksud juga termasuk upaya para peserta mengembangkan jawaban saat mendapatkan pertanyaan dari pihak lawan dan disertai dasar sastra.
“Termasuk juga ketika mereka bisa mengembangkan jawabannya dan itu tidak tercantum di mosi kita. Kalau kita pandang itu mendasar dan ada dasar sastranya, kami akan menjadikan sebuah poin penuh dari para peserta. Sehingga itu akan menjadikan nilai mereka dapat maksimal,” jelasnya.
Menurut Cokorda Putra, debat keagamaan Hindu ini menunjukkan bagaimana kualitas generasi muda Hindu ketika diberikan ruang untuk debat agama. Secara tidak langsung, hal ini menumbuhkan kemauan untuk mendalami literasi agama Hindu. Pihaknya pun berharap lomba debat Keagamaan Hindu ini bisa lebih berkembang.
“Dan kita akan menemukan bahan debat agama itu bukan debat kusir. Debat yang memang ada dasar-dasarnya, literatur-literaturnya yang mendasari argumen-argumen mereka. Itu akan menjadi catatan bagi kita untuk ke depannya,” sebutnya.
Dari hasil penilaiaian tim juri, wakil dari Kota Denpasar berhasil meraih juara 1 dalam lomba debat keagamaan Hindu. Sementara juara 2 diraih duta Kabupaten Bangli, juara 3 Kabupaten Badung, serta juara jarapan 1 dari Kabupaten Jembrana.
Cokorda Putra juga berharap, di masa mendatang literasi keagamaan Hindu kian bisa dipahami oleh generasi muda sebagai pondasi jati diri dan benteng dalam menghadapi pergaulan yang kian global dan luas.
“Paling tidak untuk literasi keagamaan ini lebih meningkat. Terutama ketika mendapatkan informasi dari media sosial, anak-anak muda bisa lebih selektif untuk menerima apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami,” pungkasnya. (sur)