KLUNGKUNG –Sampah menggunung di tempat pembuangan sampah (TPS) wilayah Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan. Gundukan sampah sering kali terbakar dan mengeluarkan asap hingga masuk ke rumah warga.
Perbekel Desa Takmung Nyoman Mudita menyebut paska kebakaran TPS, Minggu (3/9/2023), asap masuk hingga ke rumah warga.
“(Rumah) saya yang jaraknya sekitar empat ratus meter sudah merasa sesak apalagi yang dekat, saya saja yang jauh di (arah) tenggara sudah sesak,” ungkap Mudita Senin (4/9/2023).
Desa Takmung saat ini tidak memiliki tempat pengelolaan sampah (TPS 3R). Pihak desa berkeinginan membangun TPS 3R namun ada sekelompok warga yang tidak setuju dibangun TPS 3R.
Mudita yang juga mantan bendesa adat Lepang ini mengatakan, di lokasi TPS saat ini memang sejak dirinya menjabat sebagai bendesa sudah difungsikan untuk penampungan sampah. Lokasi itu kata dia merupakan tanah timbul yang dulunya merupakan pangkung (sungai) alurnya ke Sungai Bubuh dan langsung menuju Pantai Lepang.
“ Memang di sana sejak dulu tempat pembuangan sampah tapi tetap salah. Apalagi ada program pemerintah yakni TPS 3R. Secara tidak langsung adat yang dulu buat tempat itu. Karena di sana satu-satunya lahan yang tersedia, waktu itu belum ada program TPS 3R,”terangnya.
Lanjut Mudita, setelah rencana pembangunan TPS 3R di Dusun Sidayu batal, ia bermaksud memindahkan rencana pembangunan TPS 3R ke wilayah Lepang. Mudita mengaku sudah sempat sosialisasi bersama camat, namun ada sekelompok warga yang tidak setuju.
Padahal kata Mudita tanah yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan TPS 3R adalah tanah provinsi yang digarap warga setempat. Penggarap pun sudah menyatakan setuju dibangun TPS 3R.
“Secara kewilayahan desa adat yang sebenarnya berwenang (mengarahkan warga). Kalau boleh tanpa persetujuan warga membangun,mungkin sudah dibangun TPS 3 R,” ujar Mudita seraya berharap ada fasilitasi dari pemerintah agar pihak desa bisa membangun TPS 3R.
Mudita juga berharap jika persoalan ini berlarut-larut agar ada sikap tegas dari pemerintah melarang pembuangan sampah di TPS.
“Saya selaku kepala desa anggaran sudah ada, keinginan juga sudah ada tapi ada warga tidak setuju. Kalau saya koordinasi tapi bendesa tidak bergerak percuma juga,” imbuhnya.
Petengen Desa Adat Lepang Nyoman Sulendra mengaku belum menerima keluhan warga soal asap sampah. Tapi ia mengakui TPS sempat terbakar karena panas terlalu terik dan apinya sudah dipadamkan. Sulendra menyatakan dirinya sedang mengusahakan memfasilitasi dengan warga agar bisa mewujudkan pembangunan TPS 3R.
“Mudah-mudahan saat rapat desa disampaikan ada persetujuan dari krama (warga). Itu jalan satu-satunya biar tidak terjadi lagi insiden kebakaran,” kata Sulendra.
Sulendra tidak menampik sebelumnya sudah pernah ada sosialisasi tapi saat itu tanggapan masyarakat belum ada kata sepakat.
“Mungkin harus ada sosialisasi kembali. Harapan kami harus ada TPS 3R,” demikian Sulendra. (yan)