GIANYAR – Seniman patung asal Banjar Sakih, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, Nyoman Ritug berpulang. Pria yang hasil karya telah tersebar di sejumlah tempat ini meninggal di usia 97 tahun pada manis Kuningan, Minggu (13/8/2023) pukul 04.00 WITA.
Cucu almarhum, Oka Pastika, saat dihubungi WARTABALI, Jumat (18/8/2023) menuturkan, kakeknya tidak dalam kondisi sakit dan seakan sudah mengetahui akan berpulang ke Sang Pencipta. Nyoman Ritug sudah dikremasi di Krematorium Cekomaria.
“Sehari sebelum meninggal beliau sempat pulang ke rumah kelahirannya bertemu sareng adiknya Ida Pandita Mpu Widya Dharma Siwa Dhaksa untuk bersalaman. Malamnya, almarhum juga video call sareng anaknya I Wayan Tuges,” tutur Oka Pastika.
Semasa hidupnya, almarhum pernah mendapatkan penghargaan Wija Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Gianyar. I Nyoman Ritug menikah dengan Ni Wayan Remen (alm). Almarhum meninggalkan enam orang anak, 13 cucu, 21 cicit dan Kelab 3.
Kepiawannya mematung diturunkan ke anak pertamanya, yakni I Wayan Tuges yang kini lebih dikenal sebagai seniman pahat gitar ukir.
Di mata tokoh masyarakat Guwang, I Nyoman Parta, almarhum semasa hidupnya almarum dikenal sangat sederhana dan idealis. Motivasinya berkarya bukan karena tuntutan materi, tapi lebih pada ekpresi kebebasan berimajinasi yang di pahatkan dalam media kayu.
“Pekak Ritug begitu beliau sering dipanggil, tidak punya target waktu ketika mematung, seniman idealis lebih ditentukan oleh mood, tetapi ketika sedang berkarya bisa sampai lupa waktu,” ujarnya. (jay)