GIANYAR – Kementerian Perdagangan melakukan evaluasi pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Perdagangan pada Pasar Rakyat Tematik Ubud, Selasa (18/7/2023).
Kedatangan tim evaluasi dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto disambut Sekda Gianyar Dewa Gde Alit Mudiarta.
Sekda Dewa Alit mengungkapkan,keberadaan Pasar Rakyat Tematik merupakan salah satu landmark pariwisata Ubud. Selain sebagai sarana perdagangan, juga distribusi logistik dan menjadi indikator perekonomian masyarakat.
“Revitalisasi Pasar Tematik Wisata Ubud ini juga merupakan bagian pelaksanaan dari masterplan kawasan pariwisata Ulapan meliputi Ubud, Tegallalang, Payangan, sebagai salah satu upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada sektor pariwisata di Kabupaten Gianyar,” ungkapnya.
Pasar Tematik Wisata Ubud diharapkan dapat menjadi pasar yang representatif, tertata dengan baik, cashless dengan digitalisasi dalam proses transaksi serta akomodatif terhadap perkembangan di masa mendatang.
“Dengan mengusung konsep tematik wisata, pasar ini merupakan salah satu amenitas baru pariwisata yang selain berfungsi sebagai pasar seni, juga tetap berfungsi sebagai pasar yang menjual kebutuhan pokok masyarakat,” harap Dewa Alit.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar Luh Gede Eka Suary menjelaskan, Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud dibangun dengan total anggaran Rp94.644.986.033, baik yang berasal dari DAK Kementerian Perdagangan tahun 2022 dan PAD Kabupaten Gianyar tahun 2022 dan 2023, yang mampu menampung total 987 pedagang, terdiri dari 829 pedagang los dan 158 pedagang kios.
Dalam perawatannya, kata Eka Suary, Pasar Rakyat Tematik Ubud dalam kebersihan dan keamanannya bekerja sama dengan pihak ketiga. Pengelolaannya juga menggunakan digitalisasi seperti e-retribusi untuk menekan kebocoran serta meningkatkan pendapatan asli daerah.
Dari jumlah kunjungan, ke berbagai destinasi wisata di Ubud dipaparkannya sejak Januari 2023 hingga Juli mencapai 510.435 orang mancanegara dan 3.075 domestik.
“Jadi, tidak kurang dari 300 orang setiap harinya wisatawan datang mengunjungi dan berwisata di Pasar Rakyat Tematik Ubud. Sehingga roda perekonomian kini telah kembali berputar kembali sejak beroperasinya Pasar Rakyat Tematik Ubud,” paparnya.
Sekjen Kementerian Perdagangan Suhanto mengungkapkan, tampilan Pasar Tematik Ubud sangat representatif sebagai percontohan pasar tematik.
Kendati demikian, ia memberi masukan agar dilakukan suatu inovasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan.
”Saya lihat disana ada ruang yang bagus sekali untuk melakukan pertunjukan. Apalagi, Bali khususnya Gianyar sangat kental dengan seni. Jadi bisa dijadwalkan seminggu sekali atau dua kali sehingga jumlah kunjungan semakin meningkat,” kata Suhanto.
”Sehingga jika hal tersebut dapat berlangsung, disamping wisatawan membeli barang kerajinan juga dapat melihat langsung kebudayaan Bali,” imbuhnya.
Suhanto juga menyarankan Satpol PP melakukan tindakan tegas terhadap pedagang yang berjualan diluar sekitar pasar.
”Kalau ada yang jualan di luar pasar, ngemper atau gimana nanti Satpol PP harus ambil tindakan tegas, karena ini akan menjadi penyakit kedepannya,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Deputi Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti. Menurutnya, dalam pasar tematik harus jelas tentang konsep wisata yang ditawarkan. Narasi yang dibangun dan branding terhadap pasar.
”Pasar tematik ini harus memiliki konsep pengelolaan berkelanjutan serta mampu mewujudkan konsep pasar pariwisata sebagaimana yang diusung dalam konsep DAK tematik pariwisata. Terlebih pasar tematik Ubud merupakan pilot projek yang akan menjadi percontohan harus menampilkan semua yang terbaik,” jelas Amalia.
Ia menambahkan, konsep grand design Pasar Ubud sebagai pusat perdagangan karya seni local selain sebagai pusat inkubasi dan HUB pengembangan karya seni setempat dan pusat eksebisi karya kreasi seni lokal sehingga dapat menjadi pusat perdagangan serta ruang-ruang komunal wadah kreasi. (jay)