GIANYAR – Pengelolaan toya beji Desa Adat Guwang untuk air mineral dalam kemasan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Tak hanya menyerap tenaga lokal, usaha air kemasan Toya Beji Guwang meraup omzet Rp500 juta per tahun.
Bendesa Adat Guwang I Ketut Karben Wardana menuturkan, usaha yang dirintis sejak tahun 2017 ini berangkat dari melimpahnya air pancoran solas beji Guwang hingga banyak terbuang.
Pihak Desa Adat Guwang mengajukan permohonan bansos ke Dinas PUPR Provinsi Bali.
“Usulan akhirnya disetujui dan dapat proyek Rp500 juta untuk toya beji bisa naik,”kata I Ketut Karben Wardana, Selasa (10/1/2023).
Setelah air naik dan ditampung, barulah disempurnakan menjadi air mineral dalam kemasan. Melalui paruman, unit usaha ini mendapat suntikan dana Rp100 juta untuk tahap pengemasan.
“Akhirnya, pada 1 Juli 2018 secara keseluruhan unit usaha ini sudah siap beroperasi,” jelasnya.
Promosi awal, Desa Adat membagikan ribuan galon berukuran 19 liter secara cuma-cuma kepada masyarakat.
“Cukup bawa KTP, krama dapat galon gratis plus air isi ulang. Secara tidak langsung, kami mengajak krama mengonsumsi Toya Beji Guwang,” ucapnya.
Kini, Toya Beji Guwang per galon Rp5.000 dan kemasan mini Rp32.000 per dus. Dengan harga relatif murah, warga mendapatkan air berkualitas dan kesucian air terjamin.
“Maindsetnya sudah berubah. Daripada beli merek lain, lebih baik punya kita dimanfaatkan,” jelasnya. (jay)