![Gelaran acara ‘Beyond Cinema: Panggung Puisi Merespon Imaji’ yang merupakan rangkaian dari BaliMakarya Film Festival (BFF) 2022, Rabu (19/10/2022).](https://i0.wp.com/wartabalionline.com/wp-content/uploads/2022/10/film.jpg?fit=1500%2C1000&ssl=1)
DENPASAR – Bukan hanya imajinasi, alam, maupun kehidupan sehari-hari, film ternyata juga bisa menjadi sumber inspirasi penciptaan karya puisi. Demikian mengutip penuturan dari seorang penulis yakni Salman Aristo, di sela acara ‘Beyond Cinema: Panggung Puisi Merespon Imaji’ yang merupakan rangkaian dari BaliMakarya Film Festival (BFF) 2022, Rabu (19/10/2022) lalu.
Buku puisi karyanya yang berjudul 8Depa Dari Layar, adalah satu contoh. Puluhan puisi di dalamnya, terinspirasi dari film yang pernah disaksikannya sejak tahun 1998. “Buku ini adalah hasil respons saya setiap saya habis nonton film,” ucap pria yang gemar menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar tersebut.
Bagi dirinya, menulis puisi bukan sebuah beban. Semuanya mengalir begitu saja, layaknya percikan yang keluar dari apa yang dirasakannya setelah menonton film. Utamanya film-film yang membuat dirinya terkesan.
Baik itu puisi atau film, menurut dia, sama-sama memberikan kepuasan dalam mengekspresikan diri. Bahkan bisa dikatakan, keduanya bersifat saling melengkapi dalam perjalanan berkeseniannya.
Sementara itu, seniman penyair Wayan Jengki Sunarta yang juga mengikuti kegiatan tersebut, mengaku sepakat bahwa film sangat potensial menjadi inspirasi dalam membuat puisi. Menurutnya, di dalam film itu sendiri sesungguhnya terdapat berbagai unsur seperti sastra, teater, dan musik, yang bisa memantik penciptaan karya-karya lain.
“Bagaimana teman-teman kreatif berusaha mengambil ide-ide dari film yang dia tonton untuk diolah menjadi karya baru,” ucapnya seraya menyampaikan harapan agar para koleganya di Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP), nantinya bisa memiliki alternatif dalam berkarya. Bukan hanya berdasarkan imajinasi, melainkan juga bisa mengambil dari film. (adi,dha)