DENPASAR – Seiring dengan semakin membaiknya pariwisata Bali pasca pandemi Covid-19, berbagai terobosan baru pariwisata Bali terus dikembangkan. Kali ini, Bali dipilih sebagai pilot project dari Wellness Tourism di Indonesia secara keseluruhan. Dipilihnya Bali sebagai pilot project karena Bali dinilai sebagai barometer pariwisata Indonesia.
Hal ini dikatakan Ketua Wellness Healthcare Entrepreneur Association (WHEA), Agnes Lourda Hutagalung dalam kegiatan bertajuk “IWSPA Reborn – Empowering Ethnowellness Nusantara” yang digelar di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Jumat (7/10/2022).
Tema yang diusung dalam Wellness Tourism kali ini adalah Ethnowellness Nusantara, yakni langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk mengangkat warisan leluhur dari berbagai etnik yang ada di Indonesia yang terkait dengan bidang wellness (kesehatan) secara menyeluruh.
Keseluruhan program yang memperkenalkan Ethnowellness Nusantara ini merupakan kerja bersama Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) bersama Wellness and Healthcare Entrepreneur Association (WHEA), Indonesia Wellness Master Association (IWMA), Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) serta International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Dikatakan Lourda Hutagalung, keseluruhan asosiasi ini bersama-sama membangkitkan kembali Wellness Tourism di Indonesia. Keberadaan Lembaga Sertifikasi Therapist (LST) dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) yang terkoordinasi secara menyeluruh di bawah asosiasi-asosiasi tersebut, juga akan mendukung program kerja yang akan dijalankan.
Berkaitan dengan program tersebut, tahun 2023 mendatang IWSPA berencana melatih sekaligus mensertifikasi 10.000 terapis khusus di Bali. Pelatihan ini dinilai penting untuk menyiapkan tenaga terapis profesional yang paham Ethnowellness Nusantara.
Program training yang dilakukan akan mengajarkan keseluruhan materi terkait wellness, dengan modul dan kurikulum yang dirancang khusus dari berbagai sertifikasi yang sudah ada. Sehingga sertifikasi Ethnowellness ini dapat menjadi patokan standar untuk semua therapist yang ada.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun yang juga hadir dalam acara IWSPA Reborn – Empowering Ethnowellness Nusantara ini, mendukung dibangkitkannya kembali Wellness Tourism. Menurutnya, Bali sejak dulu telah memiliki health tourism, bahkan Bali menjadi destinasi spa terbaik di dunia.
Dengan program Empowering Ethnowellness Nusantara ini Tjok Pemayun berharap Wellness Tourism bisa dijalankan lebih maksimal lagi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena Ethnowellness Nusantara adalah asli kekayaan budaya Indonesia dalam bidang kesehatan dan kebugaran yang sangat layak dikenalkan kepada pariwisata dunia. (dha)