KLUNGKUNG– Pada tahun 2024 akan ada tiga hajatan politik penting yakni, Pilkada serentak, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Ini menjadi momentum melakukan regenerasi kepemimpinan baik secara nasional maupun di daerah.
Namun momentum ini juga bisa menjadi peluang lahirnya politik dinasti terutama di daerah. Oligarki bisa dimainkan pengurus parpol saat pencalonan. Politik dinasti merupakan masalah serius, karena dapat membunuh sistem demokrasi khususnya di internal partai.
Bahayanya lagi, politik dinasti berdampak negatif bagi masyarakat karena cenderung membuka praktik koruptif. Menyongsong Pilkada 2024 di Kabupaten Klungkung misalnya, belum banyak nama yang muncul ke permukaan.
Bawaslu Klungkung Gelar Diskusi Bareng Tingkatkan Pemahaman Hukum Jelang Pemilu 2024
Yang menarik, nama Ayu Suwirta, istri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ini belakangan santer disebut-sebut bakal didorong maju pada Pilkada 2024 menjadi calon bupati.
Ayu Suwirta yang memiliki nama Ni Nengah Rayu Astini didorong maju melalui kendaraan PDIP. Sebab, sang suami (Suwirta) saat ini sudah resmi menjadi kader PDIP setelah loncat dari Partai Gerindra. Sejumlah kalangan politisi di Klungkung memperhitungkan sosok Ayu Suwirta jika maju menjadi calon bupati.
Bendahara DPC PDIP Kabupaten Klungkung I Wayan Misna diminta komentarnya terkait munculnya nama Ayu Suwirta menjadi sosok calon bupati pada Pilkada 2024, mengatakan jajaran pengurus PDIP di Kabupaten Klungkung mendorong kadernya yang memang punya potensi maju pada Pilkada 2024.
Bawaslu Klungkung Gelar Diskusi Bareng Tingkatkan Pemahaman Hukum Jelang Pemilu 2024
“Kami sebatas mendorong kader yang memang punya potensi untuk menjadi pemimpin Klungkung pada 2024.Namun keputusan itu ranahnya di DPP, ibu ketua umum. Siapapun yang diputuskan dan direkomendasi sebagai calon bupati Klungkung 2024 kita tegak lurus terhadap partai,” kata Misna dihubungi Selasa (23/8).
Sementara Bupati Suwirta menyatakan melarang istrinya terjun ke dunia politik. Kata dia, dirinya bersama keluarga besar bertekad hanya dirinya yang akan terjun ke dunia politik. Suwirta menyatakan dirinya tetap pada komitmen, istri cukup bertugas mengurus rumah tangga.
Suwirta justru curiga dibalik munculnya nama istrinya menjadi calon bupati menjelang tahun politik sebagai cara menjatuhkan dirinya.
“ Soal isu itu, ngerecokin agar ada bahan Suwirta bikin dinasti. Sekarang saya tegaskan saya tidak ada niat bikin dinasti dan bukan lahir dari dinasti. Istri fokus urus rumah tangga,” tegas Bupati Suwirta.
Suwirta sendiri berpeluang didorong menjadi calon anggota DPRD Bali pada Pileg 2024. Tapi PDIP menuntut ia berkontribusi maksimal guna menghantarkan PDIP menang kembali dan mendulang tambahan kursi di DPRD Bali maupun di DPRD Klungkung. (yan)