DENPASAR – Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Sanur Paradise Plaza Hotel, Sanur, Bali pada Sabtu (23/7/2022).
Rakernas yang diikuti DPD IPAI dari 37 provinsi di Indonesia ini dirangkaikan dengan seminar nasional bertemakan ‘Kebijakan Perlindungan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kesehatan Dalam Transformasi SDM Kesehatan’. Acara Rakernas dan Seminar Nasional dibuka oleh Kadis Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M Kes.
Sementara hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut antara lain Drg. Diono Susilo, MPH, Prof. Dr. dr. I Made Wiryana, Sp.An., KIC. ,KAO, Sri Gantini, S. sos., MAP., dan dr. Muh. Budi Hidayat.,. M. Kes.
Ketua DPP IPAI, Dra. Dorce Tandung, M.Si yang ditemui di sela-sela kegiatan Rakernas menyampaikan apresiasinya kepada seluruh DPD IPAI dan juga Provinsi Bali yang turut serta mendukung terselenggaranya acara ini di Bali.
“Rakernas ini bertujuan untuk membicarakan program kerja dalam periode kepengurusan ini terutama difokuskan pada peningkatan sumber daya manusia anestesi sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik dalam bidang kesehatan,” papar Dorce Tanding.
Sementara Kadis Kesehatan Provinsi Bali usai membuka acara rakernas meminta IPAI tingkatkan kemampuan guna sambut pariwisata medis.
“Pemerintah Provinsi Bali meminta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Penata Anastesi Indonesia (IPAI) untuk meningkatkan kompetensi dan memantapkan program dalam menyambut pariwisata medis di Bali, ” ujar Gede Anom.
Gede Anom menilai, program pariwisata medis yang sedang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah perlu ditopang oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dan berdaya saing.
Menurutnya penyediaan tenaga kesehatan yang bermutu adalah salah satu bagian penting dari upaya peningkatan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Dia berharap kerja sama Dinas Kesehatan dengan organisasi profesi dapat membantu dan membina profesi dalam peningkatan mutu SDM di bidangnya masing-masing.
“Di samping itu, kecenderungan masyarakat pada tuntutan kualitas pelayanan kesehatan yang memuaskan membawa konsekuensi bahwa setiap komponen pelayanan kesehatan termasuk sumber daya manusianya harus memiliki keunggulan, kompetitif, sehingga mampu bermain dalam persaingan global yang semakin ketat,” kata dia.
Untuk itu, kata dia, adalah suatu keharusan menyiapkan pengembangan karir tenaga penataan anestesi di masa yang akan datang terutama pelayanan medis pada beberapa rumah sakit di Bali.
Dia mengatakan kegiatan Rakernas IPAI merupakan bagian dari upaya meningkatkan mutu SDM kesehatan yakni peningkatan kompetensi dan peningkatan pemahaman dalam melaksanakan peran dan fungsi petugas penataan anastesi dalam menyukseskan program-program kesehatan, serta mendukung terwujudnya visi pemerintah Provinsi Bali yaitu nangun sat kerthi loka Bali.
Hingga kini, pemerintah pusat terus mendorong pembangunan pariwisata medis bertaraf internasional di Bali dengan membangun sejumlah rumah sakit diantaranya Rumah Sakit Internasional Bali yang bekerja sama dengan Mayo Clinic bertempat di Kawasan Ekonomi Khusus Sanur, pembangunan unit khusus estetik di RSUP Sanglah, Denpasar, pengembangan bioteknologi di Universitas Udayana Bali dan pembangunan RS di Kura Kura Bali.
Di samping empat rumah sakit khusus tersebut, sebanyak 17 rumah sakit di Bali siap memfasilitasi layanan wisata medis di bawah otoritas pariwisata Bali atau Bali Tourism Board (BTB) melalui wadah Bali Medical Tourism Association (BMTA). (dha)