BANGLI – Pandemi Covid-19 mengharuskan sekolah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka terbatas. Kondisi ini memaksa warga sekolah khususnya guru-guru untuk menggunakan teknologi informasi sebagai media maupun sumber belajar.
Intervensi teknologi digital menjadi sebuah keharusan bagi sekolah. Tanpa tehnologi informasi, guru-guru tidak akan mampu memberikan layanan maksimal kepada peserta didik. Akibatnya siswa akan kehilangan kesempatan untuk belajar secara maksimal.
Kondisi inilah yang menyebabkan AA Ketut Jelantik,M.Pd salah seorang pengawas sekolah di Disdikpora Kabupaten Bangli membuat inovasi dalam pembinaan ke sekolah melalui intervensi teknologi digital.
Apa yang dilakukan mantan Kordinator Pengawas di Dikpora Kabupaten Bangli ini berbuah manis. Pengalaman lelaki yang akrab dipanggil Gung Jelantik ini dalam Lomba Best Practice yang digelar Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali di Hotel Conrade- Nusa Dua awal Desember lalu, akhirnya dipilih sebagai yang terbaik dengan memperoleh predikat Juara I.
“Saya tentunya sangat bersyukur. Pengalaman membina sekolah di pinggiran ini setelah saya tulis mendapatkan apresiasi dari LPMP Bali. Mudah-mudahan pengalaman tersebut memberikan inspirasi bagi orang lain,” tegas Jelantik yang juga penulis buku-buku pendidikan ini dihubungi Senin ( 6/12/2021).
Lebih lanjut, Jelantik yang juga mantan Jurnalis ini mengemukakan, karya Best Practice yang berjudul “Mengupayakan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Melalui Supervisi Berbasis “Kokakola” Berbantuan Aplikasi Google Site di SMPN Satap 2 Kintamani” lahir ketika dirinya mengalami kesulitan untuk melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah yang menjadi tanggungjawabnya.
“Kesulitan kita kan akibat sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sebagai pengawas sekolah kita juga tidak leluasa melakukan tatap muka dengan kepala sekolah maupun guru,” tegasnya.
Dikatakan, setelah mengikuti berbagai kegiatan Diklat secara online, akhirnya dirinya menemukan salah satu aplikasi yang memungkinkan diimplementasikan selama pembinaan di sekolah.
“Saya mencoba untuk mendalami materi yang diperoleh selama Webinar tersebut. Dan setelah yakin maka saya merancang penggunaan aplikasi ini sebagai salah satu media pembinaan ke sekolah,” ungkap Jelantik yang juga aktif menulis artikel di sejumlah media cetak di Bali maupun di luar Bali ini.
Pada bagian lain Jelantik juga mengungkapkan, keberhasilannya ini merupakan kali kedua. Sebab tahun lalu juga berhasil memperoleh predikat sebagai pemakalah terbaik di forum yang sama.
Apa yang diraih tersebut berkat dukungan teman-temannya sesama Pengawas Sekolah di Bangli, para Kepala Sekolah dan guru-guru, serta motivasi dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangli. “ Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terus mendorong saya untuk berkarya,” pungkasnya. (dus,dha)