DENPASAR – Para atlet PON Bali utamanya perah medali emas pada PON XX di Papua lalu dinilai pantas untuk memperoleh pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti yang dilakukan Pemprov Bali pada PON 2008 silam.
Penilaian ini diutarakan pengurus cabang olahraga (cabor) AA Bagus Tri Candra Arka atau biasa dipanggil Gung Cok. Menurut pria yang merupakan Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Kodrat Bali sekaligus Ketua Umum Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali itu, atlet-atlet berprestasi juga butuh yang lebih dari sekadar ucapan dan bonus.
“Jangan saat aktif menjadi atlet dan berprestasi, mereka disanjung namun setelah berhenti mereka terlupakan,” ujar Gung Cok, Selasa (2/11/2021).
Dicontohkan saat PON 2008, ada empat atlet tarung derajat kala sukses memberikan prestasi untuk Bali. Dan kebetulan, saat itu program pemerintah pusat menekankan olahragawan berprestasi di level Asian Games, SEA Games dan PON diberikan jatah PNS di masing-masing daerah.
“Waktu itu satu orang diangkat menjadi PNS tahun 2009 dan tiga lainnya tahun 2010. Kalau misalnya saat ini tidak ada program seperti itu, besar harapan kami Pemprov Bali memberikan mereka kebijakan. Minimal pegawai kontrak saja dulu. Kami sendiri sebagai pengurus juga akan memperjuangkan para atlet termasuk pelatih juga. Atlet kami di tarung derajat dan cricket mayoritas sekarang masih menyelesaikan kuliah dan ada yang tidak bekerja juga,” jelas Gung Cok.
Diakuinya, saat PON Papua lalu, perjuangan atlet bukan sekadar melawan rival di atas lapangan atau matras, namun juga melawan pandemi Covid-19. Bahkan sampai ada atletnya terpapar Covid-19 ketika di Papua.
“Perjuangan seperti itulah yang ditunjukkan para atlet dan kami berharap pemerintah atau pejabat terkait bisa memberikan masa depan yang layak untuk atlet kami dan juga atlet dari cabang olahraga lainnya. Memang sudah selayaknya pahlawan olahraga ini diberikan apresiasi yang tinggi demi masa depan mereka,” pungkas Gung Cok. (ari/jon)