KLUNGKUNG-Bali yang sebagian besar masyarakatnya memeluk Agama Hindu, tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaan upacara keagamaan. Ritus upacara keagamaan memerlukan sarana banten atau upakara.
Mengingat upacara keagamaan itu dilaksanakan setiap saat, maka keperluan bahan banten atau upakara yang diambil dari tanaman Bali cukup besar. Sementara beberapa tanaman upakara keberadaannya makin langka.
Beruntung Program Doktor Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Ashram Gandhi Puri, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung menitik beratkan dua kegiatan,
orientasi dan penanaman pohon.
Orientasi tanaman upakara dilaksanakan dengan memberikan pemahaman kepada warga tentang pentingnya melestarikan tanaman upakara ini. Sementara penanaman pohon dilakukan dengan menanam sekitar 150 pohon dengan 25 jenis tanaman upakara yang berbeda.
“Kami menyambut baik kegiatan ini sebab memberikan dampak langsung kepada masyarakat dan ashram sendiri bisa dijadikan sebagai laboratoriumnya,” tandas pengasuh Ashram Gandhi Puri Ida Rsi Putra Manuaba, Rabu 12 Mei 2021.
Prof. Dr. I Made Surada, MA dari program Doktor menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana kampus dapat secara langsung berkontribusi kepada masyarakat luas. Kepala Desa Paksebali Putu Ariadi sangat mendukung kegiatan ini dan berpesan agar kegiatan semacam ini dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Kami sangat mengapresiasi dan mengharapkan kegiatan seperti ini dilakukan secara kontinu,” kata Ariadi.
Baik pihak ashran, pihak kampus dan desa melihat Kebutuhan bahan upakara, terutama yang bersumber dari tanaman di Bali sangat besar. Karena itu pentingnya dikembangkan kebun tanaman upakara.
“Guna mengatasi kelangkaan ini, jika tidak dilakukan pengembangbiakan, dikhawatikan akan mengalami kepunahan, sehingga bahan-bahan tersebut tidak ada lagi. Ini tentu berdampak tidak baik dalam pelaksanaan upacara karena masing-masing komponen telah memiliki simbul dan makna tersendiri. Ketiadaan bahan tersebut dikhawatirkan akan mengubah makna dan arah dari upakara yang dilakukan,” terang Ida Rsi Putra Manuaba.(yan)
Berikut langkah penyelamatan tanaman upakara
- Inventarisasi tanaman upakara
- Pengadaan bibit tanaman upakara oleh
Pemerintah - Pengembangbiakan oleh desa adat