BADUNG – Pengisian pasir atau sand nourishment menjadi salah satu pekerjaan bagian dari Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II Pantai Kuta – Legian – Seminyak. Pasir yang dipergunakan, dipastikan akan diupayakan menyesuaikan dengan karakteristik pasir eksisting.
“Kami akan berupaya mencari pasir yang memiliki warna semirip mungkin dengan kondisi pantainya,” ucap Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali Penida, Gede Lanang Sunu Perbawa menjawab pertanyaan warga dalam acara sosialisasi BBCP Phase II di Kantor Camat Kuta belum lama ini.
Namun demikian, karena yang dipergunakan adalah material alam, maka disadari bahwa tidak tertutup kemungkinan pasir bersangkutan tidak 100 persen sama. Dalam artian, warna putihnya bisa saja tidak benar-benar sama dengan pasir eksisting.
“Ini kan material alam yang kami cari, bukan kami buat. Namun demikian, kami berupaya untuk mencari pasir yang putihnya mirip dengan karakteristik di Kuta – Legian – Seminyak,” sebutnya.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, sambung dia, material pasir yang dimaksud berada di perairan Jimbaran, yakni sekitar 7 meter dari pesisir. Selain kemiripan karakteristik, ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi sand borrow, seperti jarak, aksesibilitas, ketersediaan pasir, kualitas pasir, dan keberlanjutan.
Sementara itu, mengutip presentasi dari pihak kontraktor, yakni Ardian Saputra selaku Project Manager Adhi – Minarta JV, terdapat tiga area sand nourishment dalam BBCP Phase II Kuta – Legian – Seminyak. Area 1 yakni dari Runway hingga BWN1 dengan panjang 485 meter, Area 2 dari BWN2 hingga Alam Kulkul dengan panjang 2.850 meter, dan Area 3 yakni dari Double Six hingga Petitenget dengan panjang 1.980 meter.
Area 1 di Pantai Sekeh, akan sekaligus dimanfaatkan sebagai sand stockpile (tempat penyimpanan pasir sementara). Yakni dengan volume pasir yang mencapai 160.000 m3. Pembuatan stockpile tersebut akan didahului langkah pembongkaran terhadap sand stopper eksisting. (adi)