BADUNG – Cerdas mengatur keuangan, yang aman dan produktif serta peka terhadap perkembangan digitalisasi guna mendorong Ekonomi Bali lebih baik menjadi topik hangat dalam acara Talkshow Paradise Selasa (19/11/2024) di The Stone Hotel, Kuta, Badung.
Talkshow yang digelar Bank Indonesia Provinsi Bali melibatkan sejumlah tokoh di Bali, hadirkan komponen perwakilan Ditreskrimsus Polda Bali, PPATK dan masyarakat. Talkshow Paradise, diselenggarakan dalam rangka memperkuat perekonomian masyarakat, khususnya di Bali.
“Talkshow ini bertema cerdas mengatur keuangan dengan aman dan produktif (Cakap), Perluasan digitalisasi sistem pembayaran (Paradise). Dinamakan ‘Paradise’ yang artinya surga, di mana ke depan sektor ekonomi agar dapat menjadi surga untuk masyarakat itu sendiri,” ujar Kepala BI Provinsi Bali Erwin Soeridimadja. Ia berharap melalui kegiatan ini mampu meningkatkan kepekaan digitalisasi di Bali. Tentunya bersama-sama dengan lembaga atau pihak lain untuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi di Bali.
Pihaknya mengapresiasi terhadap kehadian perwakilan Ditreskrimsus Polda Bali, PPATK, pengelola money changer, dan masyarakat lainnya. “Maka ke depan lewat upaya digitalisasi, ekonomi Bali mampu tumbuh dikisaran 5,4 persen dalam tri wulan ketiga. Daya beli masyarakat juga masih terjaga sampai saat ini,” ucapnya.
Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda H. Panjaitan selaku narasumber mengatakan bahwa Qris sebagai kanal pembayaran yang berkembang baik dan signifikan, ditunjang keberadaan generasi muda milenial dan Z di Bali.
“Pertumbuhan ekonomi di Bali sangat baik, apalagi generasi muda milenial dan Z, sudah sangat peka dengan digitalisasi. Perkembangan digital di Bali sangat menjanjikan, apalagi di tingkat pemerintah Bali sudah menerapkan digitalisasi. Sekarang Qris sudah menyentuh segala aspek, sehingga sangat penting buat masyarakat. Kini kita perlu menjaga diri untuk memposting data-data atau digital savety,” ujar Butet Linda.
Narasumber lainya , Irhamsah selaku Direktur Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan, Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK mengingatkan kepada masyarakat gunakan Pinjol yang diawasi OJK. Pinjam sesuai kebutuhan dan kemampuan, dengan memastikan lagi keberadaan Pinjol ini legal atau ilegal.
“Pinjol tetap harus kita waspadai, apalagi yang ilegal, mereka prosesnya cepat, tapi bunganya tinggi. Di sini masyarakat harus mewaspadai Pinjol Ilegal. Kita harus cek otoritas Pinjol tersebut, jangan sampai data kita diakses pinjol ilegal sampai berujung teror ke orang terdekat kita,” tegasnya.
Kombes Pol. Roy H.M. Sihombing selaku Direktur Ditreskrimsus Polda Bali, diwakili oleh AKBP Gusti Ayu, menegaskan terkait Pinjol di Bali sudah dilakukan antisipasi ke masyarakat terkait resiko Pinjol ilegal. “Kasus Pinjol di Polda Bali sangat banyak, ini berawal ketika lingkungan kita terkena Covid-19. Di mana transaksi semuanya lewat online, seseorang melakukan Pinjol ilegal karena mereka butuh dana cepat, mereka sudah tahu bunganya besar, tetapi masyarakat tetap terkena Pinjol Ilegal karena mereka kurang teliti. Mereka terkesan ingin memperoleh dana yang praktis-praktis, tapi tidak memikirkan risikonya. Maka masyarakat harus berhati-hati memencet link di HP. Masyarakat juga jangan takut melapor ke polisi, kalau terjerat Pinjol, apalagi sampai ada teror-teror dari pelaku ke korban,” tegasnya.
Perwakilan PPATK Syahril Ramadhan selaku Direktur Pengawasan Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan /PPATK menekankan modus penipuan saat ini banyak ke berbagai rekening, maka literasi digital ke masyarakat sangat diperlukan.
“Laporan ke PPATK sebagian besar banyak terkait penipuan. Literasi digital kita akui masih kurang. Apalagi terkait masyarakat yang masih menaruh foto KTP media sosial. Penipuan sekarang banyak modusnya. Inilah digitalisasi sekarang, di sisi lain banyak manfaat, tetapi di sisi lainnya juga banyak masalah yang bisa ditimbulkan. Saat ini, PPATK juga sedang gencar membekukan rekening bandar judi online, ini menjadi penegakan nyata dan progresif,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu influencer Musdalifah Basri, menceritakan pengalaman banyak temannya yang menggunakan Pinjol bahkan membuat karir mereka turun dan hancur. “Kita harus berhati-hati dan berpikir kembali kalau mau gunakan Pinjol, karena bisa berujung hutang dan pikiran kita harus terbuka lagi. Jangan sampai kita merugi, seperti teman-teman saya ada pinjam ke Pinjol, karirnya hancur sejatuh-jatuhnya,” ungkap Musdalifah. (sur)