BADUNG – Masyarakat pendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung, Suyadinata (I Wayan Suyasa – I Putu Alit Yandinata), tumpah ruah menghadiri Deklarasi Kebulatan Tekad Mulia – PAS dan Suyadinata, di Jero Kerobokan, Sabtu (19/10/2024). Mereka disambut lantunan lagu dari Ray Peni yang disusul Fire Dance sebagai tanda membaranya semangat para pendukung memenangkan Paslon Mulia – PAS dan Suyadinata.
Dalam kesempatan tersebut, Calon Gubernur Bali Nomor Urut 1, Made Muliawan Arya alias De Gadjah tampak hadir secara langsung. Begitu pula Calon Bupati Badung I Wayan Suyasa, yang tampak kompak bersama Calon Wakil Bupati Badung I Putu Alit Yandinata.
Sebagai tuan rumah, Sekretaris Golkar Badung AA Ngurah Ketut Agus Nadi Putra dalam sambutannya kembali memperkenalkan I Wayan Suyasa selaku sosok yang maju sebagai Calon Bupati Badung. Kata dia, sejak Suyasa menjadi Ketua DPD, Golkar Badung memiliki prestasi yang sangat baik.
“Dari sebelumnya Golkar punya 7 kursi, sekarang sudah menjadi 11 kursi. Dan beliau (Suyasa) sangat menaati aturan partai. Sekarang beliau nyalon sebagai bupati, karena beliau adalah orang yang taat aturan partai, maka saya memperoleh Wakil Pimpinan di DPRD Badung,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa berkat tangan dingin Suyasa pula, Agung Bagus Tri Candra Arka menjadi Ketua Fraksi di DPRD Provinsi Bali.
Sementara Calon Wakil Bupati, I Putu Alit Yandinata, katanya merupakan sosok yang sudah 4 kali mendapat kepercayaan masyarakat sebagai Anggota DPRD Badung. “Beliau (Alit Yandinata) ini orang yang pintar. Dahulu beliau membidangi Badan Anggaran, beliau pernah sebagai Ketua Komisi III,” ucapnya sembari mengajak masyarakat untuk tidak ragu lagi kepada Paslon Suyadinata.
“Saya yakin, kedua Paslon ini, (Mulia-PAS dan Suyadinata) tidak akan ingkar dan tetap komitmen terhadap program-programnya,” pungkasnya.
Sebagai Ketua Tim Pemenangan Paslon Suyadinata Kabupaten Badung, AA Bagus Tri Candra Arka (Gung Cok) kembali menegaskan bahwa Mulia-PAS dan Suyadinata adalah paslon yang berkoalisi dengan rakyat.
“Jangan demokrasi dimatisurikan. Maka dari itu kita harus coblos nomor 1 dan harus menang,” sebut Gung Cok yang juga Ketua OKK Golkar Badung itu dijawab teriakan kesiapan oleh hadirin.
Sementara itu, De Gadjah dalam penyampaiannya sempat secara sekilas membahas mengenai hibah. Menurut dia, hibah bukanlah hal yang buruk, dengan catatan itu wajib diarahkan secara tepat sasaran. Yakni kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan.
Sebagaimana di Pusat, program-program yang dirasa sudah baik oleh kepemimpinan terdahulu, dipastikan akan dilanjutkan. Sementara program yang kurang baik, disebut akan diperbaiki secara optimal. “Nanti Bli Wayan sama Pak Alit, harus bersih. Tidak boleh motong-motong hibah,” pesan Calon Bupati dari Paslon Mulia-PAS tersebut.
Ke depan, jika Mulia-PAS terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, serta Suyadinata sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung maka pemerintahan katanya akan menjadi linear. Karena Presiden dan Wakil Presidennya adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Presiden, Gubernur, dan Bupati ditegaskan merupakan pemimpin milik rakyat. Jadi begitu mendapat mandat, maka wajib untuk memberikan perhatian secara merata kepada masyarakat.
Pada kesempatan itu pula, De Gadjah mengingatkan hadirin untuk tidak takut pada intimidasi politik. Karena menurut dia saat ini jamannya sudah berbeda, yang mana rakyat menempati posisi paling atas.
Hal senada disampaikan oleh AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang ketika itu mewakili Ketua Tim Pemenangan Mulia – PAS Kabupaten Badung, I Wayan Disel Astawa. Kata dia, terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia tiada lain lantaran banyaknya masyarakat yang menginginkan perubahan. “Badung ini adalah aset Indonesia. Dalam rapat terakhir saya dengan Kementerian ATR/BPN, disampaikan bahwa Badung adalah salah satu daerah yang akan menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Untuk melancarkan hal itu, mari kita semangatkan dan gelorakan perubahan yang lebih baik di Badung dan Bali,” ucapnya.
Ditegaskan dia, program kerja Pusat dan Daerah tentunya harus linier. Hal itu adalah sebuah harapan yang dipastikan akan terwujud jika Gubernur dan Wakil Gubernurnya adalah Mulia-PAS, serta Bupati dan Wakil Bupatinya di Badung adalah Suyadinata.
Calon Bupati Badung I Wayan Suyasa menyampaikan, Pilkada akan dilaksanakan pada 27 November mendatang. Yang mana pemenangnya, akan ditentukan oleh suara rakyat. Karenanya, sebagai Paslon Nomor Urut 1, Suyasa menitip diri kepada segenap masyarakat Badung dengan mengusung visi ‘Sejahtera, Bahagia, Merata’.
Pada kesempatan tersebut, Suyasa juga sempat membeberkan mengenai APBD Badung. Yang pada dasarnya wajib dipergunakan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Badung secara merata.
Berkaca pada besaran APBD Badung saat ini, Suyasa memastikan bahwa itu akan mampu mengcover seluruh program yang telah dikonsepkan oleh pihaknya. Termasuk di antaranya program Rp 1 miliar per banjar adat, Rp 2 miliar per desa adat, subak sebesar Rp 150 juta, santunan kematian Rp 25 juta, lansia Rp 2 juta, serta be celeng Galungan.
“Di sini banyak orang-orang intelektual. Saya yakin, dalam menentukan pilihan akan menggunakan rasional. Di sini kita bukan memilih partai, melainkan figur yang layak dan pantas memimpin Badung ke depan. Yang tentunya bisa memberikan apresiasi tinggi kepada krama Badung,” imbuhnya sembari memastikan siap mempersembahkan yang terbaik, demi masyarakat Badung yang sejahtera, bahagia, dan merata.
Sementara itu, Calon Wakil Bupati Badung, I Putu Alit Yandinata yang ketika itu mendampingi, juga sempat menambahkan. Dalam kesempatan tersebut, Alit Yandinata memastikan bahwa visi dan misi ataupun program Paslon Suyadinata, adalah sudah melalui proses pengkajian secara akademis, politik, sosial, dan budaya.
Sempat disampaikannya pula, dalam pengelolaan keuangan daerah, sebaiknya mendahulukan urusan wajib. Setelah itu selesai, baru kemudian melangkah ke urusan pilihan. Tentunya dengan tetap sesuai prinsip efektif, efisien, dan tepat sasaran. (adi)