BULELENG – Calon Gubernur Bali Nomor 2 Wayan Koster menjelaskan seluruh pencapaian program pembangunan yang sudah dilakukan dan program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan bagi Bali Utara. Hal ini disampaikan Koster saat kampanye di Kecamatan Buleleng, Kamis (3/10/2024).
Sekitar 1000 lebih orang hadir dalam kampanye tersebut yang juga dihadiri oleh calon wakil gubernur Bali Nyoman Giri Prasta, pasangan calon bupati di Buleleng Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna, serta beberapa perwakilan partai politik pengusung lainnya.
Dalam kampanye kali ini Koster begitu jujur dan lugas menyampaikan capaian pembangunan yang sudah dilakukan di periode pertama dan program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan demi Bali Utara ke depannya. Dalam periode pertama, Koster menyampaikan bahwa di bawah visi besar Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Untuk membangun Bali, kata Koster, perlu dimulai dari kearifan lokal Bali, mulai dari adat, budaya dan agama yang ada di Bali.
“Pada periode pertama, saya sudah memperkuat desa adat, pemberdayaan ekonomi berbasis sumber daya lokal, penguatan adat dan budaya Bali, tradisi seni budaya, pembangunan infrastruktur untuk pemerataan pembangunan Bali timur, Bali Utara, Bali barat. Sebab selama ini terjadi ketimpangan pembangunan antara Bali Selatan dengan Bali Utara, timur dan barat,” ujarnya.
Akibatnya, perputaran ekonomi Bali lebih besar berada di Bali Selatan. Ketika terpilih menjadi Gubernur Bali di periode pertama, Koster sudah melakukan perubahan arah pembangunan Bali yang seimbang antara Utara dan Selatan. Koster mengakui jika hal ini tidaklah mudah. Sebab harus dengan visi yang besar, program pembangunan yang berskala besar dan dengan tanggung jawab yang besar. “Itulah sebabnya, di periode pertama saya membangun infrastruktur yang besar yang mengarah ke Bali Utara. Salah satunya adalah shortcut Singaraja-Mengwi,” katanya.
Pembangunan shortcut Singaraja-Mengwi ini sudah dilakukan di titik 1,2,3,4,5,6, titik 7: a, b, c dan titik 8. Tahun ini hingga Desember nanti akan diselesaikan pembangunan di titik 7: d dan e.
Titik ini sedikit berat karena jembatannya dalam dan bentuknya melingkar. Tahun 2025 akan dibangun di titik 9 dan titik 10. Lahannya sudah dibebaskan dengan dana APBD Provinsi Bali dan pembangunannya akan dilakukan oleh Kementerian PUPR atau APBN.
“Kami sudah berkoordinasi dengan direktur yang menangani pembangunan infrastruktur ini, dan disampaikan bahwa sudah dianggarkan untuk melanjutkan pembangunan di titik 9 dan 10. Kemudian akan dilanjutkan dengan titik 11 dan 12 di tahun 2026 supaya segera digunakan di tahun 2027 nanti,” ujarnya.
Bila sudah beroperasi maka jarak tempuh Denpasar-Singaraja yang sebelumnya membutuhkan waktu 3 jam lebih maka kali ini bisa ditempuh hanya dengan 1,5 jam maksimal.
Selain shortcut Singaraja-Mengwi, infrastruktur fenomenal lainnya adalah Tower Turyapada. Tower Turyapada sudah selesai tetapi kawasan wisata baru untuk melengkapi Tower Turyapada akan dibangun mulai tahun 2025 ini. Kawasan akan dibangun secara holistik.
Di bagian atas ada pemancar sehingga seluruh stasiun televisi lokal, nasional, global bisa menggunakan tower tersebut. Di seluruh Buleleng tidak perlu lagi menggunakan parabola.
Kemudian di bagian bawah ada taman rekreasi dan hiburan, bagian bawahnya ada restoran, dan berbagai infrastruktur pariwisata baru secara terpadu. Tujuannya untuk pusat perputaran ekonomi di Buleleng. Tower ini akan dinikmati seluruh Bali Utara, Bali Timur dan Bali Barat, dengan siaran tanpa parabola. Tower ini sudah bisa beroperasi tahun 2026. Ini sumber pendapatan baru di Kabupaten Buleleng.
Infrastruktur lainnya yang sudah dalam proses pembangunan adalah Pelabuhan Sangsit sebagai pelabuhan perikanan. Pelabuhan ini akan dibangun bersama-sama dengan pihak ketiga. Proses pembangunan belum selesai.
“Kalau kami terpilih maka langsung segera dieksekusi,” ujarnya. Kemudian akan ditata juga Pelabuhan Celukan Bawang. Saat ini masih terbatas dan akan dikembangkan lagi menjadi Pelabuhan Logistik, pelabuhan umum dan penumpang lainnya.
Satu hal yang akan segera dikerjakan dalam waktu dekat adalah mesin pendingin produk pertanian yang akan khusus ditaruh di Buleleng. Hal ini penting karena Buleleng memiliki beberapa produk pertanian yang unggul bila dibanding dengan kabupaten lainnya di Bali.
Beberapa di antaranya adalah anggur, duren, kopi, rambutan, dan sebagainya. Fasilitas mesin pendingin segera akan dilakukan agar produk pertanian yang unggul itu bisa bertahan hingga tiga bulan pasca panen, awet, tidak busuk dan sehat.
Ini akan dibeli oleh Perusda Buleleng sebelum dijual ke pabrik atau pengepul atau eksportir. “Selama ini kalau saat panen, produknya sampai busuk karena tidak ada mesin pendingin. Kami akan segera mengadakan mesin pendingin produk pertanian lokal Bali,” ujarnya. Terhadap semua visi besar ini, Koster meminta agar seluruh warga Buleleng memenangkan paket Koster-Giri nomor 2 dalam Pilkada serentak November mendatang.(dha)