BULELENG – Pemimpin visioner Bali Wayan Koster, sangat memperhatikan pendidikan dan olahraga Bali. Krama Buleleng telah merasakan. Khusus di Kecamatan Kubutambahan Buleleng, Koster telah memperjuangkan dan membangun SMK Kesehatan dan Gedung Olahraga (GOR). Sarana prasarana pendidikan dan olahraga ini telah dimanfaatkan seluruh warga Kubutambahan. Bahkan lulusan SMK Kesehatan ini dinilai berkualitas dan telah menyebar di banyak tempat.
Perjuangan Koster tak jauh beda dengan yang dilakukan putra terbaik Badung, Nyoman Giri Prasta. Balai Banjar, wantilan, pura, dana punia, ngaben bersama, di Buleleng dibantu Giri Prasta melalui bantuan keuangan khusus (BKK) melalui program Angelus Buana Badung.
Tradisi, budaya, adat istiadat, keagamaan merupakan hal terpenting yang senantiasa dibantu Giri Prasta. Selama 10 tahun memimpin Badung, Giri Prasta berhasil membantu seluruh krama se Bali. Politisi asal Petang ini dikenal Bares. Kini, buah tangannya telah dirasa dan dimanfaatkan warga.
Duet pemimpin visioner dan bares bakal dimiliki krama Bali. Kini, Wayan Koster dan Giri Prasta berkolaborasi dalam paket paslon Gubernur Bali dan cawagub Bali nomor 2. Paket Koster-Giri maju pada Pilkada Serentak 27 November 2024. Duet maut pasangan Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) dinilai paling dibutuhkan Bali saat ini dan di masa akan datang.
Hal ini disampaikan Cagub Bali Wayan Koster saat bertemu lebih dari 1000 warga di GOR Besimejajar, Kecamatan Kubutambahan kemarin. Di hadapan masa yang datang secara spontan tersebut, Koster menegaskan bahwa dirinya bersama Giri Prasta atau Koster-Giri merupakan restu alam semesta di Bali untuk tampil pimpin Bali 2024-2029.
“Saya Wayan Koster berpasangan dengan Nyoman Giri Prasta sebagai calon wakil gubernur Bali. Saya berterima kasih atas kehadiran masyarakat dalam kampanye ini. Saya sendiri sudah menjadi gubernur periode 2018-2023.
Sementara Nyoman Giri Prasta adalah bupati di Kabupaten Badung selama dua periode dan dikenal dengan julukan ‘bupati bares’. Kami hadir sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk periode 2024-2029. Meskipun di hari kerja, namun masyarakat rela datang hadir di kampanye secara spontan. Saya ucapkan banyak terima,” ujar Koster.
Menurut Koster, dirinya hadir di GOR Besimejajar Kecamatan Kubutambahan bukan tanpa alasan. Visinya sudah sangat jauh ke depan. “GOR Besimejajar Kecamatan Kubutambahan ini dibangun dengan APBN tahun 2010 dimana saat itu saya menjadi anggota DPR RI periode kedua. Saat itu GOR Besimejajar masih berantakan.
Saat ini sudah sangat baik dan oleh karenanya bisa dijadikan lokasi kampanye saat ini. Di Kubutambahan Buleleng ini sangat istimewa. Selain GOR Besimejajar, Koster juga ternyata membangun SMKN Kesehatan Kubutambahan. Saat ini sudah sangat maju. Lulusannya sudah diterima di mana-mana. Lulusannya berkualitas. Selain itu, untuk Kubutambahan, Koster juga membangun Pura Penyesuan. Awalnya, Pura kondisinya memprihatinkan dan tidak sesuai dengan kebesaran dan kesakralan pada zamannya.
Sebagai Gubernur, Koster akhirnya berhasil membangun Pura tersebut dan kini sudah menjadi bangunan yang bagus. Namun belum selesai, harus ditata lagi. Koster menjelaskan, dalam periode pertama, dirinya sudah bekerja membangun Bali dengan hati yang tulus, membranding Bali dengan visi yang besar, dengan cita-cita yang luhur, dalam bingkai Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru.
Koster sudah memperkuat adat istiadat, penggunaan aksara Bali, penggunaan busana Bali tiap Kamis dalam minggu dan purnama tilem. Busana Bali ini tidak hanya menegaskan identitas adat dan budaya Bali tetapi juga sampai pada ekonomi rakyat Bali melalui UMKM. Setelah wajib, maka semua pasti akan membeli tenun ikat Bali.
Ekonomi masyarakat meningkat. Tiap Selasa juga wajib penggunaan kain endek Bali. Ini juga memberikan efek ganda pada ekonomi rakyat Bali. Selain itu, Koster berhasil melakukan branding terhadap berbagai produk lokal Bali. Branding terhadap berbagai macam jenis produk lokal Bali ini untuk mengantisipasi sumber daya Bali yang sangat minim.
Bali tidak memiliki hutan, tambang, dan sebagainya. Luas tanah Bali hanya 5630 kilometer persegi. Tetapi isinya semua produk unggulan. Ada beras Bali, salak Bali, sapi Bali, jeruk Bali, duren Bali atau duren bestala, babi Bali, kopi Bali, arak Bali. “Kopi arak apalagi, lebih terkenal lagi,” ujar Koster disambut tepuk tangan meriah peserta yang hadir. Dan masih banyak lagi produk unggulan Bali yang dikenal dunia. Ini sudah ada regulasinya agar hotel dan restoran wajib menggunakan produk lokal Bali.
Sejumlah pembangunan infrastruktur juga dilakukan. Shortcut Singaraja-Mengwi. Saat ini sudah sampai titik 8. Titik 9 dan 10 akan dilanjutkan tahun 2025. Titik 11 dan 12 tahun 2026-2027. Belum selesai. Makanya harus dilanjutkan. Ada Turyanpada di Sukasada. Semua televisi nasional tidak perlu lagi tower. Bukan saja untuk pemancar tetapi sebagai destinasi wisata.
Jadi tidak bisa dihentikan lagi. Pembangunan Pelabuhan Sangsit. Anggaran Rp 470 miliar. Diperlukan Rp 57 miliar untuk pembebasan lahan tersebut. “Untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur tersebut maka di Buleleng, Koster-Giri harus menang mutlak,” ujarnya. Supaya Bali menjadi destinasi yang mahal di dunia. (dha)