Mangku Kasta dan Made Wijaya
KLUNGKUNG – Praktek politik identitas atau politik klan pada Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Klungkung menggejala. Praktik politik klan tidak bisa dipungkiri karena dianggap sebagai modal dukungan merebut kemenangan.
Tiga bakal pasangan calon (Bapaslon) Bupati/Wakil Bupati Klungkung, pasangan Ketut Juliarta-Made Wijaya (Paket Jaya) diusung Partai Gerindra dan partai koalisi, pasangan Made Satria-Tjokorda Gde Surya Putra (Paket Satriya) diusung PDIP bersama partai koalisi dan pasangan Made Kasta-Ketut Gunaksa (Paket AstaGuna) diusung Golkar dan Demokrat, gencar turun gunung.
Ketiganya berusaha adu strategi dalam menarik dukungan dan simpati massa. Mereka tidak saja menjual program kepada basis massa, diantaranya juga mengandalkan hubungan genealogis atau politik klan. Menguatnya praktek politik klan menjadi realitas politik pada masyarakat lokal.
Tapi bagi kubu pasangan Made Kasta-Ketut Gunaksa dan pasangan Ketut Juliarta-Made wijaya, bisa jadi hasilnya beda alias tidak sesuai harapan. Sebab, baik Made Kasta yang akrab disapa Mangku Kasta dan Made Wijaya,keduanya sama-sama merupakan satu warih (soroh) yakni klan Tangkas Kori Agung. Suara warga Tangkas Kori Agung berpotensi pecah.
Muncul penilaian di lapangan, kedua tokoh Tangkas Kori Agung terlibat perang hegemoni. Mangku Kasta merupakan salah satu penglingsir (ditokohkan) sekaligus menjabat sebagai sabha pamiteket atau penasehat pengurus Pratisantana Tangkas Kori Agung periode 2023-2028.
Posisi Made Wijaya pun tidak kalah moncer, ia dipercaya menduduki posisi sekretaris pengurus Pratisantana Tangkas Kori Agung periode 2023-2028, merupakan hasil Mahasabha I Pasikian Pratisentana Tangkas Kori Agung se-Bali, yang diadakan di pelataran Pura Pusat Kawitan Tangkas Kori Agung Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung tahun 2023 lalu.
Paket AstaGuna dan Paket Jaya tida saja dirugikan karena perang hegemoni juga potensi polarisasi suara Partai Gerindra di Kabupaten Klungkung. Karena Ketut Juliarta, Made Kasta serta Ketut Gunaksa ketiganya merupakan kader Gerindra. Meskipun Made Kasta-Ketut Gunaksa maju Pilkada melalui Partai Golkar.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Klungkung Nengah Mudiana tegas menyatakan, DPP Partai Gerindra hanya mengeluarkan rekomendasi kepada pasangan Ketut Juliarta-Made Wijaya.
“Rekomendasi Gerindra pada Pilkada Klungkung hanya satu untuk Paket Jaya (Juliarta-Wijaya). Kalaupun ada kader Gerindra juga maju lewat partai lain, sudah menjadi kewajiban bagi kader Gerindra untuk memenangkan pasangan yang mendapat rekomendasi dari DPP Partai Gerindra,” kata Mudiana dihubungi Selasa (10/9/2024).
Mudiana menegaskan, kader Gerindra disiplin dengan satu komando. Apapun keputusan partai (DPP Partai), wajib dilaksanakan oleh kader sampai ke akar rumput.
Soal politik klan, Mudiana mengatakan, pihaknya tidak masuk masuk dalam ranah itu. Meskipun ia mengakui praktek politik klan sudah menjadi realitas politik di masyarakat. Namun bagi Gerindra kata politisi asal Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung,tidak mengenal politik identitas alias politik klan.
“Yang ada adalah politik kemasyarakatan. Politik untuk kepentingan masyarakat. Bukan sebaliknya hanya untuk kepentingan kelompok tertentu,” tegas Mudiana.
Ia melihat, politik klan sering kali menyebabkan munculnya nepotisme. Politik klan dapat menghambat keragaman ide dan inovasi. Serta cenderung melahirkan kebijakan yang tidak mencerminkan aspirasi masyarakat luas. (yan)