BADUNG – Para atlet yang tergabung di kontingen Bali pada PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) yang digelar September mendatang, harus kerja keras. Pasalnya beberapa atlet provinsi lainnya diluar Bali telah melakoni Training Camp (TC) selama dua tahun, sedangkan atlet PON Bali hanya TC selama dua bulan.
Penilaian – penilaian banyak bermunculan tak hanya di cabang olahraga (cabor) tapi juga dari atlet-atlet legenda peraih emas di masa jayanya silam. Jadi target KONI Bali yang dipancang 45 emas di PON 2024 dari sebelumnya hanya 28 emas di PON Papua seiring penamabhan cabor, memang membutuhkan peruangan keras.
Salah satu penilaian datang dari legenda atlet silat putri Bali yang kini menjadi pelatih silat Bali Wahyuni dari Badung, saat KONI Badung melakukan mobev ke pelatihan silat di GOR Purnakrida Kerobokan, Badung pada Minggu (11/8/2024).
Diakui Wahyuni, apa pun kondisi yang ada, para pesilat PON Bali putra dan putri bertekad akan berjuang habis-habisan di PON 2024 nanti. Pasalnya, banyak provinsi atau daerah di Indonesia merupakan rival berat Bali.
“Atlet provinsi lain sudah TC sejak dua tahun lalu, sedangkan atlet Bali hanya pelatda (pelatihan daerah) dua bulan sebelum PON 2024,” kata Wahyuni memaparkan ke pengurus KONI Badung yang melakukan monev. Dirinya memberikan contoh Jawa Timur, atletnya sudah masuk TC dua tahun yang lalu.
Dalam beberapa PON sebelumnya, para pesilat Bali memang menjadi perhitungan lawan. Hanya saja belakangan ini, penilaian itu menjadi pertanyaan besar.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Badung Made Nariana tetap memberikan harapan supaya atlet PON Bali khususnya silat berjaya di Aceh dan Sumut. Disebutkannya, semua pihak mendoakan atlet Bali yang ke PON 2024 sukses meraih kemenangan.
Namun di balik itu, Ketum KONI Badung itu juga minta atlet Badung yang tidak ke PON 2024 tetap melakukan pelatihan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi Bali 2025 nanti.
“Porprov Bali tinggal setahun lagi. Saya berharap semua cabang olahraga di Badung memantapkan pelatihan atletnya sehingga siap pakai dalam ajang dua tahunan olahraga Bali itu,” harap Nariana.
Mantan Ketua Umum KONI Bali itu juga minta dana pembinaan tahun 2024 untuk cabor di Badung, dimanfaatkan dengan baik dan tepat sasaran, untuk membina atlet muda Badung. Pelatih juga diharapkan menerapkan menu latihan sesuai dengan ilmu yang diperoleh saat latihan pelatih awal tahun 2024.
“Awal tahun 2025 nanti, semua pelatih Badung saya minta membuat program pelatihan atlet secara tertulis. Satu copy disetor ke KONI. Atas dasar program itu nanti, KONI melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke lapangan,” pinta Nariana.
Sebelumnya monev serupa di lakukan dalam pelatihan cabor Bulutangkis. Sabtu lalu KONI Badung monev ke cabor Renang dan Petanque di Abiansemal. KONI Badung sendiri memang tidak melakukan monev ke atlet Badung yang masuk kontingen PON Bali. Pasalnya mereka sudah ditangani pelatih-pelatih yang ditunjuk KONI Bali. Tidak boleh ada suasana tumpeng tindih dalam membina atlet menjelang PON 2024.
Meski demikian, KONI Badung akan memperjuangkan insan olahraga Badung yang dapat kepercayaan Bali ke PON mendapat bekal tambahan dari Bupati Badung Nyoman Giri Prasta.
Pelepasan atlet, pelatih, oficial dan wasit/juri sebanyak 247 orang asal Badung yang ikut PON 2024, akan dilakukan 20 Agustus 2024 di Lapangan Puspem Badung, Sempidi Mengwi. (ari/jon)