DENPASAR – Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek clandestine laboratorium atau pabrik narkotika di sebuah vila di Jalan Keliki Kawan, Payangan, Kabupaten Gianyar.
Pabrik narkoba melibatkan jaringan internasional itu memproduksi Fentanyl dan Dimethyltryptamine (DMT) yang merupakan narkotika golongan I dengan memiliki efek halusinasi paling tinggi di antara jenis narkotika lain.
Karo Humas BNN Brigjen Sulistyo Pudjo Hartono, Senin (22/7) mengungkapkan, penggerebekan clandestine laboratorium narkotika ini dilakukan sepekan lalu.
“Kami berhasil mengungkap clandestine laboratorium narkotika melibatkan jaringan internasional,” ujar Sulistyo Pudjo Hartono kepada awak media.
Satu orang ditangkap saat penggerebekan yaitu Diego Alejandro Santos asal Filipina. Sementara seorang lagi, Jordan Ali Mohammed Isa (AMI) asal Yordania masih buron.
“Jaringan ini juga melibatkan seorang WNI yang berperan sebagai operator. Selengkapnya besok kita rilis di lokasi. Ada barang bukti lengkap, bahan-bahan hingga alat peracik yang dibeli dari luar negeri kemudian dibawa ke Gianyar,”ungkapnya.
“Ini luar biasa. Clandestine laboratory itu bahanya dibeli dari luar negeri dan diolah di Bali. Artinya, kejahatan narkoba bergerak melalui batas negara melalui ide-ide manusia. Misalnya ahli kimia punya kawan di Amerika, beli barang di toko obat atau apotek dan lainnya, akhirnya bisa produksi narkotika,” imbuhnya.
Terungkapnya pabrik narkotika ini berawal dari patroli siber yang dilaksanakan BNN dan ditemukan adanya indikasi transaksi barang terlarang di internet.
“Setelah dilacak, ternyata sumber narkoba tersebut berada di Bali, tepatnya kawasan Jalan Keliki Kawan, Payangan,”tegasnya.
Penyitaan barang bukti dilakukan di dua tempat. Satunya di tempat produksi, dan di tempat tinggal Diego Alejandro Santos.
“Hasil pemeriksaan awal, jaringan pelaku ini belum ada keterkaitan dengan pengungkapan di Kalimantan Selatan, Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia,”bebernya.
Ia menjelaskan, narkoba jenis Fentanyl sempat membuat gempar Amerika Serikat khususnya kawasan Negara Bagian Philadelphia.
“Banyak warganya yang menjadi pecandu Fentanyl sampai berprilaku seolah-olah seperti zombie,”ucapnya.
Sedangkan DMT adalah senyawa triptamin tersubtisi yang banyak ditemui di tanaman dan hewan termasuk manusia. Zat ini banyak digunakan sebagai obat psikedelik dan analog struktural dari triptamin.
Narkoba jenis ini sangat langka dan hanya ditemui di wilayah Amerika selatan, sedangkan Fentanil di wilayah Amerika Serikat
“DMT ini biasanya khusus dipakai suku suku Indian untuk panggil arwah, untuk mendapatkan pencerahan, mau pindah kampung dan lain sebagainya. Jenis ini sudah banyak beredar,” tandasnya. (dum)
