DENPASAR – Tim basket putri PON Bali nampaknya menghadapi tantangan tersendiri di PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Pasalnya, kini penghuni tim basket putri PON Bali semuanya 100 % merupakan pemain anyar alias pemain wajah baru.
Lantas apakah tim basket putri PON Bali bisa memberikan kejutan lagi seperti di PON XX/2021 di Papua silam ? Pada PON Papua silam, Papua, tim basket putri Bali mampu mencetak sejarah setelah menyumbangkan perak untuk kontingen Bali.
Pemain putri anyar itu sendiri berada di nomor 5×5. Tidak ada lagi Ni Putu Eka Liana hingga Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi. Peran keduanya digantikan pemain-pemain baru yang pertama kalinya merasakan atmosfer di PON XXI 2024.
“Pada basket 5×5 memang 100 % pemain anyar. Tapi kami masih optimis dan terus berjuang,” tegas pelatih Tim Basket Putri PON Bali I Kadek Darmawan di Denpasar, Selasa (16/7/2024).
Menyoal persiapan sendiri sudah dilakukan sejak Februari 2024 lalu. Kebetulan sebagian besar pemain adalah bagian dari Merpati Bali sehingga sesi latihan lebih mudah dilakukan.
Sebelum TC Sentralisasi yang dilakukan KONI Bali, sesi latihan hanya dua kali seminggu sejak Februari 2024. Sekarang Darmawan menerapkan latihan intens dengan 10 kali sepekan di GOR Merpati.
Diakuinya, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.
“Terkait perkembangan sebenarnya sudah memasuki 70 persen. Tapi masih ada yang perlu diperbaiki seperti taktik, strategi, defense, mental, dan komunikasi,” terangnya pelatih asal Gianyar itu.
Dirinya juga telah mengagendakan try ini. Lawannya adalah tim basket putra U14 atau U16. Ini dilakukan untuk bisa mengasah kemampuan Putu Kezia Angelia Setiawan dkk. Tantangan berat di PON nanti.
“Sekarang tergantung anak-anak saja. Mereka mau hasil lebih baik atau tidak. Mereka mau menang atau tidak,” tegasnya.
Lantas bagaimana dengan tim 3×3 ? Dijelaskan Darmawan, peluang di basket 3×3 sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan 5×5. Pasalnya, alumni pemain 5×5 peraih medali perak di PON XX 2021 masuk ke 3×3. Mereka ada Mita Istinawati, Made Dita Pramesti Sandradewi, Adlina Nabila Majid, dan Ni Made Hilda Meira.
“Bicara peluang sebenarnya sama baik itu 3×3 atau 5×5. Tapi di 3×3 ada alumni perak di PON XX Papua. Di BK PON tahun lalu, 3×3 Bali juga sapu bersih pertandingan. Mereka bisa menang dibawah 10 menit karena unggul langsung 21 poin,” tandasnya. (ari/jon)