Paket Made Satria-Tjok Surya .foto/istimewa
KLUNGKUNG – PDIP belum menelorkan paket calon bupati-wakil bupati (cawabup) yang akan dimintakan rekomendasi ke DPP untuk menghadapi Pilkada Klungkung 2024. Hal ini dikarenakan penentuan khususnya cawabup berjalan alot.
Sejauh ini belum ada nama kader PDIP yang menyatakan siap menjadi calon wakil bupati mendampingi Made Satria yang sudah final menyatakan siap maju menghadapi Pilkada Klungkung November mendatang.
Sejumlah kader PDIP yang namanya disodorkan sebagai cawabup memilih menolak karena alasan tidak siap mundur setelah mereka terpilih sebagai calon anggota DPRD hasil Pemilu 2024. Sedangkan kader moncong putih yang tidak lolos Pemilu terkendala tidak cukup dana untuk ongkos politik.
Sebelumnya sederet nama kader PDIP sempat muncul dipaketkan dengan Made Satria seperti I Wayan Regeg, Anak Agung Indra, Sang Nyoman Putrayasa, Ida Bagus Ketut Arimbawa. Tak satupun dari mereka menyatakan siap bertarung.
Informasi yang didapat di lapangan, sejumlah elit PDIP akhirnya melirik Tjokorda Surya, pria asal Puri Klungkung menjadi cawabup mendampingi Made Satria. Bahkan nama Tjok Surya panggilan akrab pria kalem ini sudah dikantong Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster.
Tjok Surya dipertimbangkan maju sebagai cawabup lewat PDIP karena PDIP punya sejarah panjang dengan keluarga Tjok Surya. Dimana almarhum orang tua Tjok Surya, satu-satunya tokoh Puri Klungkung yang berani menerima Megawati Soekarno Putri di Puri Klungkung disaat PDIP ketika itu ‘teraniaya’ oleh kekuasaan orba.
Bahkan ketika itu almarhum sempat mendampingi Megawati Soekarno Putri berkunjung ke Nusa Penida dan menginap di rumah salah satu tokoh sepuh PDIP Si Wayan Pedoman di Banjar Bodong, Desa Ped,Nusa Penida.
Ketika Tjok Surya masih belia sekitar tahun 1990 an yang bersangkutan pernah bersalaman dan foto bareng Megawati Soekarno Putri.
Wayan Koster kabarnya mengundang sejumlah kader PDIP seperti Nyoman Suwirta (mantan bupati Klungkung), Anak Agung Gede Anom (ketua DPC), Made Satria (kandidat bupati), termasuk Tjok Surya hadir dalam pertemuan baru-baru ini di Denpasar.
Koster menilai positif Tjok Surya dipasangkan dengan Made Satria. Made Satria pun kabarnya setuju dipasangkan dengan Tjok Surya. Setali tiga uang, Tjok Surya ketika ditanya oleh Koster juga menyatakan siap maju pada Pilkada Klungkung berpasangan dengan Made Satria.
“Memang ada pertemuan dengan Pak Ketua DPD.Waktu itu hadir pula Pak Made Satria, Tjok Surya. Keduanya (Satria dan Tjok Surya) menyatakan sepakat dan siap berpasangan. Pada saat ke Denpasar Pak Made Satria dan Tjok Surya sudah satu mobil. Yang lainnya (kader) banyak yang menyatakan tidak siap. Akhirnya paket ini (Satria-Tjok Surya) sementara satu-satunya yang dipertimbangkan akan diusulkan ke DPP,” ungkap sumber yang meminta tidak disebutkan namanya.Rabu (10/7/2024).
Ketua DPC PDIP Klungkung Anak Agung Gede Anom dikonfirmasi mengaku dirinya tidak tahu ada pertemuan tersebut. Ia beralasan sempat ada di Jakarta dalam rangka kegiatan dinas acara di BPK.
“Saya baru dua hari datang dari Jakarta. Tidak tahu ada pertemuan itu, informasinya dari mana ?. Yang jelas semuanya masih berproses. Belum ada satupun (parpol) yang sudah final.Mana coba sebutkan ! kalau sudah ada rekomendasi ditangan baru namanya final,”kata Anak Agung Gede Anom.
Sementara Made Satria dikonfirmasi menyatakan “Tiang(saya) untuk sementara non comment dulu pak !. Mangkin (saat ini) saya fokus dulu konsolidasi/komunikasi politik dengan ketua-ketua partai di Klungkung. Mengenai pasangan untuk wakil saya serahkan pada tim untuk menggodoknya,” jawab Satria melalui pesan WhatsApp.
Tjokorda Surya dihubungi mensyaratkan pertemuan dirinya dengan Wayan Koster memang ada. Bahkan ia mengatakan, pembicaraan tidak sebatas urusan Pilkada.
“Saya baik dengan Pak Koster. Tapi mekanisme partai kan ada saya menghormati mekanisme di PDIP. Kalau sudah kelar dan ada rekomendasi itu baru bukti otentik. Saat ini masih fleksibel, dinamis,” kata pria yang kini berprofesi sebagai pegawai di salah satu BUMN.
Tjok Surya menambahkan, kalaupun nama dirinya mencuat didorong maju sebagai cawabup, bagi dirinya posisi wakil bupati itu adalah bentuk ‘ngayah’.
“Saya tidak mencari pekerjaan disitu. Bagi saya, mari kita ubah cara pandang, menjabat di pemerintahan itu adalah ngayah. Kalau memang alam merestui saya, berarti kewajiban saya ngayah untuk Klungkung. Mau tidak mau kita harus siap,” ujarnya.
Ia pun menegaskan jika PDIP memberinya kepercayaan maju sebagai calon wakil bupati di Pilkada Klungkung 2024, dirinya juga siap dengan konsekuensi mundur sebagai karyawan BUMN. (yan)