Ketua Komisi 3 DPRD Klungkung Nengah Ari Priadnya melakukan kunjungan ke penenun di Desa Tanglad,Nusa Penida
KLUNGKUNG – Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi daya dukung industri pariwisata di Nusa Penida. Namun karena terkendala berbagai persoalan,pelaku UMKM di Nusa Penida belum sepenuhnya mampu mendukung pesatnya pertumbuhan pariwisata di daerah kepulauan itu.
Komisi 3 DPRD Klungkung mengingatkan Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kabupaten Klungkung memberikan pendampingan secara berkelanjutan.
Dari kunjungan Komisi 3 DPRD Kabupaten Klungkung di Nusa Penida, berbagai persoalan ditampung oleh Komisi 3. Ketua Komisi 3 Nengah Ari Priadnya dikonfirmasi, Kamis (20/6) menyampaikan, salah satu desa yang banyak terdapat kegiatan UMKM yakni di Desa Tanglad.
Baca juga : Nusa Penida Darurat Narkoba 10 Orang Ditangkap, Kapolres : Peran Masyarakat Penting Untuk Mencegah
Sektor UMKM yang banyak digeluti warga Desa Tanglad berupa tenun tradisional kain cepuk, kain rangrang. Kata Ari Priadnya, beberapa persoalan yang dihadapi pengrajin tenun di Desa Tanglad soal pemasaran dan proses pembuatan tenun menggunakan warna alam membutuhkan waktu lama, disisi lain mereka dikejar biaya produksi dan biaya untuk kebutuhan sehari-hari.
“Permasalahan yang mereka (pengrajin) hadapi masalah pemasaran.Masalah persaingan harga,proses produksi kain dengan warna alam. Itu membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa menjadi selembar kain. Meskipun harganya mahal karena terbuat dari bahan alami, tapi untuk biaya keseharian mereka kewalahan,” tandas Ari Priadnya.
Baca juga : Ketua Dewan Klungkung Minta Pengawasan Optimal Terhadap Investasi Tanpa Izin di Nusa Penida
Politisi PDIP asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan ini sempat menyarankan pengrajin selain memproduksi kain berbahan alami juga agar membuat kain dengan pewarna buatan. Sehingga bisa menutupi biaya kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi.
“Mungkin karena para pengrajin ini belum terbiasa memakai pewarna sintetik, untuk campurannya belum bisa pas. Mereka masih fanatik memakai pewarna alam,” ujar Ari Priadnya.
Ia menambahkan informasi yang ia dapatkan dari pengrajin, Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kabupaten Klungkung sempat menjanjikan akan memberikan pelatihan untuk pembuatan warna sintetik, namun sampai saat ini belum ada realisasi.
“Kami mengingatkan,pendampingan secara berkelanjutan ini penting agar sektor UMKM di Nusa Penida benar-benar tergarap secara maksimal guna mendukung perkembangan pariwisata. Sektor UMKM kan tidak sebatas pada pembuatan kain, disini (Nusa Penida) juga potensi untuk membuat kuliner,” demikian Ari Priadnya. (yaan)