Dengan menggunakan kano, sejumlah WNA tampak bergerak memunguti sampah di perairan Teluk Benoa, Tuban, Selasa (4/6/2024).
BADUNG – Sejumlah warga negara asing (WNA) ikut terjun membersihkan sampah di perairan Teluk Benoa, Tuban. Dengan menggunakan kano, mereka aktif memunguti sampah-sampah anorganik yang kabarnya merupakan lepasan dari alur Tukad Mati.
Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Agus Diana menuturkan, keterlibatan WNA tersebut sesungguhnya merupakan bagian dari program kerja sama Canoe Clean Mangrove. Secara rutin pada hari-hari tertentu, sejumlah WNA bergerak sebagai sukarelawan dalam aktivitas pelestarian mangrove Teluk Benoa, Tuban. Baik itu bersih-bersih sampah, serta pembibitan dan penanaman bibit bakau.
Pada Selasa (4/6/2024), kata dia, ada 8 WNA yang ikut terlibat dalam program tersebut. Mereka kaget setelah melihat adanya banyak sampah para perairan di sebelah selatan bendungan muara Tukad Mati. “Para WNA ini tentunya sangat miris dan menyayangkan kondisi yang terjadi. Sampai-sampai mereka rela bolak balik untuk memunguti sampah-sampah itu,” ucapnya.
Agus sendiri mengaku malu dengan kondisi tersebut. Karena menurut dia, serbuan sampah seolah telah menodai aksi pelestarian mangrove yang digalakkan pihaknya selama ini. “Terus terang kami malu. Banyaknya sampah itu seperti mengatakan bahwa kami selama ini tidak melakukan apa-apa. Padahal pelestarian mangrove adalah kegiatan rutin yang kami lakukan. Baik itu membersihkan sampah hingga penghijauan,” sebutnya.
Serbuan sampah, dituturkan Agus, mulai terjadi sekitar tiga atau empat hari lalu. Dipastikan dia, sampah-sampah tersebut merupakan dampak dari lepasan Tukad Mati. Karena hal semacam itu sudah berulang kali terjadi, namun belum juga mendapat solusi. “Sampah-sampah yang banyak ini datangnya dari Tukad Mati. Begitu bendungan muara Tukad Mati dibuka, di sini pasti akan mendapat limpahan banyak sampah,” tuturnya.
Karenanya Agus berharap agar pihak terkait yang bertanggung jawab atas bendungan tersebut, bisa lebih bijak dalam membuka dan menutup bendungan. “Kalau di sana memang banyak sampahnya, ya bersihkan dahulu di sana. Jangan dilepas begitu saja. Bisa-bisa bibit bakau yang sudah kami tanam, mati karena tersangkut sampah. Kalau demikian, kan mubasir jadinya,” sentilnya.
Disampaikannya pula, untuk menyikapi persoalan tersebut, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida sesungguhnya sempat berjanji akan memasang sejumlah jaring besi penangkap sampah pada alur Tukad Mati. Namun sampai saat ini, belum diketahui pasti apakah itu sudah dilakukan atau belum. “Sepertinya itu masih belum. Buktinya, sampah masih terlepas ke Teluk Benoa,” pungkasnya. (adi,dha)